Suara.com - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo mengungkapkan ada perbedaan frekuensi antara Prabowo Subianto dengan Sri Mulyani.
Hal itu diungkap Drajad menanggapi kabar pemerintahan Prabowo-Gibran tidak akan melibatkan Sri Mulyani atau mengajak Sri Mulyani kembali menjadi Menteri Keuangan.
Baca Juga:
Titiek Soeharto Bakal Gigit Jari? Prabowo Ternyata Punya Nama Lain untuk Jadi Ibu Negara
1 Pendukung Ganjar Pranowo Masuk Rumah Sakit Terkena Gangguan Jiwa
Mengenai kabinet, diajak atau tidak diajaknya Sri Mulyani, Drajad menegaskan hal itu menjadi wewenang Prabowo nanti sebagai presiden terpilih.
"Itu kewenangan pak Prabowo setelah dilantik nanti," kata Drajad kepada wartawan, Selasa (20/2/2024).
Meski begitu, ia berkeyakinan masuknya Ani sapaan akrab Sri Mulyani ke kabinet sangat kecil. Sebabnya ada perbedaan frekuensi antara Prabowo dan Ani.
Baca Juga: Profil Grace Natalie, Politisi PSI Dukung Prabowo yang Dulu Sebut Ganjar Penyelamat Bangsa
"Yang saya tahu, beliau beda frekuensi dengan Mba Ani. Jadi secara logika, peluangnya sangat kecil," kata Drajad.
Walaupun terdapar perbedaan frekuensi antara Prabowo san Ani, Drajad menegaskan bahwa apapun bisa terjadi dalam politik.
"Tapi politik Indonesia kan unik. Jadi never say no nor never lah," kata Drajad.
Tak Mau Ikutan
Menteri Keuangan Sri Mulyani tak mau ikut campur dalam pembahasan menuju transisi ke pemerintahan baru pada Oktober 2024.
Asal tahu saja Pemerintahan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berakhir pada bulan Oktober 2024 dan akan digantikan dengan pemenang Pemilu 2024.
Sri Mulyani mengaku tak mau ambil pusing soal itu, dirinya mengaku masih akan fokus terhadap kinerja APBN tahun ini.
"Nanti itu Bapak Presidenlah ya. Aku enggaklah, aku ngurusin APBN aja," kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/2/2024).
Meski demikian, Ani sapaan akrabnya mengakui sinkronisasi menuju transisi pemerintahan baru adalah hal yang penting. Menurut dia harus ada pembahasan antara pemerintah Jokowi dengan presiden berikutnya.
Dalam pertemuan dengan Jokowi hari ini, Sri Mulyani mengaku mendapat sejumlah arahan. Salah satunya terkait transisi kepemimpinan ke presiden baru.
"Juga mendapatkan arahan mengenai bagaimana untuk menavigasi situasi saat-saat ini ya, terutama pada kondisi transisi supaya bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
Akan tetapi, Sri Mulyani enggan membeberkan detail arahan Jokowi tentang transisi pemerintahan.
Berdasarkan hasil hitung cepat KPU hingga Senin (19/2/2024) menunjukkan suara yang masuk ke KPU telah mencapai 70,47% yang berasal dari 580.097 TPS dari total 823.236 TPS.
Capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh suara 54.505.337 atau 58,31 persen.
Sementara posisi kedua masih ditempati capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 22.763.405 suara atau 24,35 persen.
Untuk capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 16.213.499 suara atau 17,34 persen.