Petugas TPS Kramat Jati Meninggal usai Dikerokin Istri, Ternyata Punya Riwayat Penyakit Ini

Senin, 19 Februari 2024 | 19:22 WIB
Petugas TPS Kramat Jati Meninggal usai Dikerokin Istri, Ternyata Punya Riwayat Penyakit Ini
ILUSTRASI--Petugas TPS Kramat Jati Meninggal usai Dikerokin Istri, Ternyata Punya Riwayat Penyakit Ini. [IST]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nasib tragis menimpa Jahja, petugas keamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS) 008 Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur. Pria berusia 51 tahun itu dinyatakan meninggal dunia setelah pemungutan suara Pemilu 2024.

Pengamanan Langsung (Pamsung) TPS 008 itu menghembuskan napas terakhir setelah sempat dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jaktim pada Sabtu (17/02/24) lalu. 

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kelurahan Kramat Jati, Sumantri mengatakan jika Jahja semasa hidupnya memiliki riwayat penyakit darah tinggi.

"Dia (Jahja) punya darah tinggi kalo gak salah, dia itu bertugas menjaga keamanan di lingkungan TPS," ujar Sumantri saat ditemui Suara.com di kawasan Kramat Jati pada Senin (19/2/2024).

Baca Juga: Tak Mau Petugas Pemilu Meninggal Lagi saat Kerja 14 Jam, Menkes Usulkan 2 Hal Penting

Pemakaman seorang linmas yang meninggal dunia usai bertugas dalam Pemilu 2024 di Pakem, Sleman, Jumat (16/2/2024). (SuaraJogja.id/HO-Polsek Pakem).
Ilustrasi---Pemakaman seorang linmas yang meninggal dunia usai bertugas dalam Pemilu 2024 di Pakem, Sleman, Jumat (16/2/2024). (SuaraJogja.id/HO-Polsek Pakem).

Setelah penghitungan suara di TPS pada Rabu (14/2) rampung, Jahja sempat mengeluh kelelahan. Sehari setelahnya,  Jahja menyuruh sang istri untuk mengerokinya karena merasa tidak enak badan.  

"Dia petugas pamsung di TPS 008 Kelurahan Kramat jati, kronologisnya setelah hari pemungutan suara tanggal 15 dia itu merasa kelelahan dan minta dikerok-in sama istrinya sudah satu hari," ujar Sumantri.

Sumantri mengenang jika almarhum Jahja adalah sosok orang yang rajin. Sebab, setelah merasa pulih, petugas TPS itu sempat ikut warga saat kerja bakti. Namun, saat mengikuti kerja bakti di lingkungan rumahnya Jahja mendadak ambruk.

Setelah sempat pingsan, nyawa Jahja tak tertolong setelah sempat dibawa ke rumah sakit. 

Suasana pelepasan jenazah anggota KPPS yang meninggal dunia di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (17/2/2024). [Antara/Fathnur Rohman]
Ilustrasi--Suasana pelepasan jenazah anggota KPPS yang meninggal dunia di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (17/2/2024). [Antara/Fathnur Rohman]

"Nah dia orangnya gak bisa diem kalo ngeliat kayak gitu (kerja bakti), dia bantu-in dan waktu bantu-in jatuh, iya langsung anfal, langsung dibawa ke rumah sakit polri, ternyata sudah tidak tertolong," katanya.

Baca Juga: Bawaslu Ungkap 13 Pengawas Pemilu Meninggal Dunia Sejak Hari Pemungutan Suara, Apa Penyebabnya?

Diketahui, Pemilu 2024 kembali memakan korban jiwa dari petugas yang mengawal pemungutan suara. Tercatat, hingga kini ada 71 petugas badan ad hoc penyelenggara pemilu yang gugur. 

Hal itu disampaikan Ketua KPU Hasyim Asy'ari dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan.

"Para penyelenggara pemilu badan ad hoc, terutama pada peak season yang bebannya berat pada tanggal 14 Februari sampai 18 Februari 2024 jam 23.58 WIB. Dalam catatan kami, yang meninggal ada 71 orang," kata Hasyim, Senin.

(Muhamad Iqbal Fathurahman)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI