Lebih lanjut, dia kemudian merinci jumlah petugas yang meninggal dunia terdiri dari satu orang petugas panitia pemilihan kecamatan (PPK), dan panitia pemungutan suara (PPS) di tingkat kelurahan dan desa meninggal dunia sebanyak 4 orang.
"Kemudian, anggota KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan ara) di tingkat TPS (tempat pemungutan suara) ada 42 orang," ujar Hasyim.
"Kemudian, Linmas yang menjaga keamanan kegiatan pemungutan penghitungna suara di TPS yang meninggal ada 24 orang," tambah dia.
![Petugas kesehatan dari Dinkes Sulsel saat bertugas memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan penyelenggara pemilu yang memiliki keluhan kesehatan [SuaraSulsel.id/Humas Pemprov Sulsel]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/02/18/33870-petugas-kpps.jpg)
Lebih lanjut, Hasyim mengungkapkan ada 4.567 orang petugas penyelenggara pemilu badan ad hoc yang sakit dengan rincian petugas PPK yang sakit sebanyak 136 orang dan petugas PPS 696 orang.
"Kemudian, anggota KPPS di tingkat TPS ada 3.371 orang. Untuk Linmas yang sakit, ada 364 orang," tandas Hasyim.
Di sisi lain, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Herwyn Malonda mengungkapkan sebanyak 13 petugas pengawas pemilu meninggal dunia sepanjang 14 hingga 18 Februari 2024.
Bahkan, sebelum hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024, sudah ada 14 orang meninggal dunia sejak 2023 lalu.
"Meninggal dunia ada 27 dengan rincian 7 orang di 2023, 7 orang dari 1 sampai 13 Februari 2024," kata Herwyn, Senin (19/2/2024).
"13 orang dari 14 sampai 19 Februari. Saat ini yang masih proses terus laporannya dinamis masuk ke kami terus," tambah dia.
Baca Juga: Komeng: Dengan Komedi, Trigger untuk Kebahagiaan
Herwyn mengungkapkan sejak 2023 hingga hari ini, total ada 1.322 pengawas pemilu yang dalam penanganan kesehatan. Sebanyak 177 mendapatkan rawat jalan, 147 rawat inap, dan yang mengalami kecelakaan sebanyak 71 orang.