Suara.com - Ketua Penjadwalan TPN Ganjar-Mahfud, Aria Bima mengatakan, bahwa telah terjadi anomali dalam perolehan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 3. Mengingat perolehan suara Ganjar-Mahfud tak sinkron dengan perolehan suara PDIP di basis suaranya, seperti Bali dan Solo Raya.
Ia mensinyalir hal itu ditenggarai karena ada gerakan politik uang untuk memenangkan paslon tertentu dalam Pilpres 2024.
"Di saat kami konsentrasi melakukan Pileg, terjadi manuver untuk memenangkan salah satu palson di Pilpres yang duitnya gak nanggung-nanggung. Masih kami investigasi, antara Rp150 ribu, Rp300 ribu bahkan Rp400 ribu," kata Aria di Media Center Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Menurutnya, gerakan seperti itu membuat pihaknya berpikir tak perlu ada lagi Pemilu berikutnya, termasuk Pilkada serentak 2024 September mendatang. Pasalnya, tak bakal ada lawan politik yang bisa menandingi gerakan politik uang tersebut.
Baca Juga: Kakak Gibran Segera Jadi Wapres, Adik Kaesang Ucap Begini
"Kalau semacam ini sudah enggak ada Pilkada deh, enggak ada Pilwakot, Pilgub, Pilpres 2029, kalau kejadiannya masih seperti Pemilu 2024 ini. Percuma tahapan pemilu yang kita lakukan, mendingan oligarki monarki ditunjuk saja selesai. Ini mau pakai cara apa pun tidak akan bisa, mau sehebat apa pun capres nggak akan bisa melawan sistem kemenangan 02 ini," tuturnya.
Ia mencontohkan, adanya perbedaan suara PDIP dengan paslon Ganjar-Mahfud. Di Solo Raya PDIP menjadi partai terbanyak dipilih, tapi berbanding terbalik dengan perolehan suara Ganjar-Mahfud.
"Rekapnya sudah di atas 50 persen legislatif, kemudian Boyolali di atas 60 persen, kenapa Pak Ganjar memperoleh suara di Kota Solo tidak lebih dari 50 persen. Ini yang saya sebut anomali, ada sesuatu yang terjadi di luar kemampuan," katanya.
Hal serupa juga terjadi di Bali, di mana Ganjar-Mahfud tak bisa menang di salah satu kabupaten pun.
"Bahkan saya tidak menjadwakan Pak Ganjar Pak Mahfud ke Bali karena saya anggap sudah aman. Tidak ada satu pun kabupaten yang pak Ganjar bisa menangkan, kenapa? Ini sudah pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab," tandasnya.
Baca Juga: Sirekap Bermasalah, Aria Bima PDIP Peringatkan KPU-Bawaslu: Jangan Main-main!