Apa Itu Silent Majority? Kenali Pengertian Hingga Dampaknya di Pemilu

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 16 Februari 2024 | 10:57 WIB
Apa Itu Silent Majority? Kenali Pengertian Hingga Dampaknya di Pemilu
Warga di Trimulyo, Sleman, DI Yogyakarta memelajari kembali daftar caleg dan capres cawapres dalam pemilu 2024 [Suara.com/Hadi] - Apa Itu Silent Majority? Kenali Pengertian Hingga Dampaknya di Pemilu
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih unggul pada hasil sementara quick count Pilpres 2024. Seiring dengan hal itu, Ketua TKD Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Jawa Barat, Ridwan Kamil menyinggung tentang silent majority. Lantas apa itu silent majority? 

"Pelajaran. Silent majority sudah berbicara. Siapa mereka?" Melansir dari unggahan reels Instagram RK @ridwankamil, Kamis (15/2/2024. 

Apa Itu Silent Majority? 

Silent majority menurut Cambridge Dictionary merupakan jumlah besar orang yang belum memberikan pendapat tentang sesuatu. Sementara menurut Collins Dictionary, silent majority yaitu sebutan untuk masyarakat maupun kelompok tertentu, di mana suara sebagian besar dari mereka berbeda dengan pendapat yang paling kerap terdengar di masyarakat. 

Baca Juga: Pemilu 2024 dan Pengulangan Alasan oleh Pihak-Pihak yang Kalah Kontestasi

Kesimpulannya, silent majority merupakan sekelompok orang dalam jumlah yang banyak (mayoritas) secara diam serta tidak blak-blakan mengungkap terkait pendapat mereka. Silent majority juga dapat disebut dengan kelompok mayoritas yang diam. 

Sejarah Istilah Silent Majority 

Melansir dari lama Political Dictionary, istilah silent majority ini pertama kali diterapkam secara politis oleh Warren Harding melalui kampanye yang dilakukannya pada tahun 1919. Kemudian, di tahun 1960-an, istilah tersebut mendapat perhatian usai digunakan oleh Richard Nixon. 

Nixon sendiri menggunakan istilah asing tersebut sebagai cara untuk menghidupkm semangat pemilih yang mungkin saja belum memilih pilihannya lantaran merasa tidak puas terhadap sistem pemilu. Melalui pidatonya yang diselenggarakan pada tahun 1969, Nixon menggunakan istilah ini untuk menarik pemilih yang mendukungnya. 

Konteks Silent Majority dengan Pemilu 

Baca Juga: Alasan Komeng Pilih Foto Nyeleneh di Surat Suara: Suka Konsep Ngelawak Aja

Dalam pelaksanaan Pemilu, istilah silent majority mangacu terhadap masyarakat dalam kelompok dengan jumlah besar yang secara tidak terang-terangan mengungkap dukungannya terhadap salah satu pasangan calon (paslon).

Mereka biasanya cenderung memilih untuk tetap menjaga pendapat dan mungkin saja tidak mengungkapkan dukungan terhadap salah satu paslon secara terbuka. 

Selanjutnya, kelompok silent majority bisa dikatakan mempunyai kekuatan untuk menjadi penentu dalam menentukan hasil dari suatu pemilihan lantaran jumlahnya yang begitu besar.

Adapun kandidat yang bisa menarik dukungan dari silent majority ini maka berpeluang bisa memenangkan pemilihan lantaran mereka mewakili suara mayoritas yang memilih diam. 

Contoh Silent Majority dalam Pelaksanaan Pemilu 

Contoh silent majority pada pemilu sendiri berkaitan erat dengan masyarakat dengan jumlah kelompok besar yang secara tertutup menyatakan dukungannya terhadap salah satu pasangan calon (paslon). Adapun kelompok ini biasanya memilih untuk menjaga rapat pendapatnya dan mungkin saja tidak mengungkapkan dukungan terbuka karena ada alasan tertentu. 

Adapun hasil dari keputusan silent majority ini baru akan terlihat di hari-H pemungutan suara. Tak sampai di situ, survei dan jajak pendapat belum tentu bisa mengukur preferensi silent majority dengan akurat. 

Dampak dari Silent Majority 

Silent majority atau mayoritas yang memilih diam dalam konteks pemilu dapat memberikan beberapa dampak. Dirangkum dari beberapa sumber, berikut ini adalah dampak dari silent majority pada pemilu: 

• Suara dari kelompok silent majority menjadi sulit terdeteksi jajak pendapat sehingga dapat membuat kejutan pada hasil pemilu. 

• Menimbulkan kontroversi lantaran sulit dilakukan verifikasi berdasar klaim silent majority. 

• Sering dijadikan sebagai narasi politik oleh salah satu kandidat tertentu untuk mengklaim basis massa yang jauh lebih besar. 

• Membuat hasil dari pemilu menjadi tidak mudah diprediksi lantaran efek dari suara 'diam' tersebut. 

• Kandidat yang dapat menarik dukungan dari silent majority maka berpeluang besar memenangkan pemilihan lantaran mereka mewakili suara mayoritas diam yang besar. 

Itulah tadi penjelasan terkait apa itu silent majority. Semoga dengan mengetahui istilah ini dapat menambah wawasan kita semua.

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI