Timnas AMIN Ngaku Terima Laporan Kecurangan Pemilu yang Dilakukan Paslon Lain

Rabu, 14 Februari 2024 | 22:21 WIB
Timnas AMIN Ngaku Terima Laporan Kecurangan Pemilu yang Dilakukan Paslon Lain
Ketua Tim Hukum Nasional Anies-Muhaimin (AMIN), Ari Yusuf Amir. (Suara.com/Rakha)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Tim Hukum Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN), Ari Yusuf Amir mengungkapkan adanya kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Bahkan, ia mengaku sudah menerima sejumlah laporan terkait dugaan pelanggaran itu.

Namun, ia tidak merinci berapa jumlahnya serta seperti apa bentuk kecurangannya. Namun ia berjanji akan menyampaikan lebih lanjut terkait persoalan ini.

"Sampai saat ini sudah banyak sekali laporan-laporan kecurangan kita terima detailnya akan kami sampaikan lebih lanjut," ujar Ari di Markas Pemenangan Timnas AMIN, Rabu (14/2/2024).

Ia membeberkan salah satu bentuk kecurangannya adalah pengarahan kepala desa secara masif untuk memilih salah satu paslon.

Baca Juga: Respons Hasil Quick Count, Andika Perkasa: Kita Masih Kumpulkan Adanya Kelainan Tak Lazim

"Salah satunya tentang terlibatnya kepala desa yang secara masif. Detailnya nanti akan kami sampaikan dengan data-data lebih lengkap," ucapnya.

Ia menyebut para relawan dan pendukungnya sudah bersiaga selama 24 jam sejak sebelum Pemilu berlangsung.

Pengawasan terhadap pemungutan suara sudah dilakukan secara seksama untuk mengawal suara di TPS.

"Banyak sekali hal-hal yang terjadi di lapangan yg sudah diantisipasi sendiri oleh masyarakat. Nah laporan ini diserahkan kepada kami tim hukum dan kami akan segera mem-followup-nya," katanya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah lembaga mengeluarkan hasil penghitungan cepat yang dirangkum dari berbagai lembaga.

Baca Juga: Seruan Cak Imin untuk Pendukung AMIN: Kawal Suara sampai Pengumuman Resmi!

Hasilnya, mayoritas hasil hitung cepat menempatkan pasangan capres-cawapres, Prabowo-Gibran berada pada posisi teratas dengan prosentase di atas 50 persen dan berpotensi Pilpres hanya berjalan satu putaran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI