Suara.com - Komisi Pemilihan Umum RI menanggapi dugaan data nomor induk kependudukan atau NIK janggal di daftar pemilih tetap (DPT) dalam laman cekdptonline.go.id.
Data NIK janggal ini ditemukan sampai hari pemungutan suara hari ini pada laman tersebut dan beredar luas di media sosial.
Terlebih, pemilik NIK janggal itu diketahui sebagai pemilih yang tercatat di DPT Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dan Brussels, Belgia.
Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU RI, Betty Epsilon Idroos mengatakan saat ini pihaknya sedang menelusuri kasus tersebut.
Baca Juga: Anies Mendadak Pulangkan Kertas Suara Caleg DPRD Sebelum Dicoblos di TPS, Kenapa?
"Untuk dalam negeri, KPU sedang cross check," kata Betty kepada wartawan, Rabu (14/2/2024).
Untuk kasus di luar negeri, Betty menduga bahwa data NIK itu memang diisi untuk menghindari kekosongan karena basis daftar pemilih luar negeri berdasarkan nomor paspor.
"Basis datanya adalah paspor. Jadi orang luar negeri biar kolom NIK-nya enggak kosong, dia tulis aja 000, 111, atau 12345. Kalau luar negeri itu basisnya nomor paspor," ungkap Betty.
Beberapa angka asal yang diurutkan, seperti 123456***** tercatat terdaftar sebagai pemilih di KBRI Brussels, Belgia.
Sementara itu, angka ganda seperti 222222222222, 333333333333, 55555555555555555, tercatat sebagai pemilih di Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.