Suara.com - Seluruh masyarakat Indonesia bakal menggunakan hak politiknya di Pemilu 2024 yang akan digelar pada Rabu (14/2/2024) besok. Namun, di tengah gegap gempita pesta demokrasi saban lima tahunan itu, banyak masyarakat yang masih tinggal di kolong jembatan yang kumuh.
Bahkan, tak sedikit warga yang menempati kolong jembatan, tepatnya di Jalan Galungggung, Kuningan, Jakarta Selatan, kawasan menjadi perkantoran elite di ibu kota. Kolong jembatan itu berada di bantaran kali Ciliwung yang memisahkan antara kawasan Setiabudi - Menteng.
Mereka terpaksa tidur berdampingan dengan tumpukan sampah yang berserakan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Baca Juga: Waswas Hasil Quick Count Pemilu 2024 Malah Menyesatkan, Kubu Ganjar: Berbahaya Buat Demokrasi!
Belum lagi aroma sungai Ciliwung yang mengalir tidak jauh dari tempat tinggal mereka memperburuk keadaan. Sejumlah anak-anak terlihat bermain di kawasan kumuh tersebut.
Walau saban hari hidup susah, ternyata masih ada orang kolong jembatan yang menggantungkan harapan kepada pasangan Capres-Cawapres yang nantinya terpilih menjadi pemimpin Indonesia kelak.
Salah satunya adalah Suwardi, pemulung yang ditemui jurnalis Suara.com di kolong jembatan Kuningan, Jaksel, Selasa (13/2/2024). Pria berusia 52 tahun itu berharap setelah Pemilu 2024 kelar, Indonesia memiliki pemimpin yang merangkul rakyat.
"Mudah-mudahan ya yang jadi presiden nanti yang nge-rangkul rakyat, biar rakyat itu gak sengsara banget," kata Muwardi.
Baca Juga: Prabowo-Gibran dan Ketum Parpol Pengusung Bakal Nobar Quick Count di Istora Senayan
Sebut Film Dirty Vote Sebar Fitnah, JK Tantang TKN Prabowo-Gibran: Tunjukkan, Semua Ada Datanya!
Bongkar Skenario 'Ngeri' Cegah Warga ke TPS, Kubu AMIN: Surat Suara Dicoblos Kades Semua!
Menurutnya, presiden yang merangkul rakyat dapat mengurangi kesengsaraan hidup sebagai warga dengan taraf ekonomi rendah.
"Walaupun kita orang kayak gini, tapi kalo presidennya nge-rangkul rakyat kita gak sengsara banget lah," ujarnya.
Saat diminta tanggapan tentang pencalonan Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres yang mendampingi Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto di Pilpres 2024, Suwardi tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Meski pencalonan itu syarat akan indikasi kecurangan, Suwardi mengaku tidak mempersoalkan hal itu selama Gibran mampu memimpin rakyatnya dengan baik.
"Yang penting bisa memimpin rakyatnya aja, belum (cukup) umur cuman dalam wawasan, yang penting dia bisa ngatur rakyatnya," jelas Suwardi.
Selain Suwardi, Herdi (48) pemulung lainnya mengaku terpaksa tinggal di kolong jembatan setelah kehilangan pekerjaan saat masa pandemi Covid-19 yang merebak pada 2020 lalu. Sebelumnya, Herdi adalah seorang pekerja proyek pembangunan seperti Light Rail Transit (LRT) dan gedung Rajawali.
Setelah menganggur, Herdi lantas memutar otak dan memutuskan menjadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Ya beginilah nasib, mau kerja proyek gara-gara Corona berhenti sampai sekarang, dulu kerja di sini proyek kereta (LRT) sama Rajawali, gedung itu," kata Herdi.
Dari ketiga kandidat Capres-Cawapres yang bertarung di tahun politik ini, Herdi justru berharap Prabowo yang berpasangan dengan Gibran bisa memenangkan Pilpres agar bisa melanjutkan estafet pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin.
"Kalo bisa ya bapak yang calon ini, Prabowo menang," kata dia.
Saat ditanya tentang indikasi kecurangan, Prabowo-Gibran, Herdi mengatakan bahwa hal itu wajar karena ketiga paslon yang menjadi kontestan di pilpres ini ingin menang. Namun, kata dia yang terpenting sosok pemimpin yang dipilih sesuai dengan keinginan masing-masing,
"Wajar ya, semua calon presiden mau menang semua, mana yang (kita) suka (kita pilih)," jelasnya. (Muhamad Iqbal Fathurahman)