Suara.com - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan menyebut film Dirty Vote menunjukkan adanya tanda-tanda kecurangan yang terjadi selama proses Pemilu 2024.
Namun begitu, Anies menilai tanda-tanda kecurangan itu baru akan terbukti pada pencoblosan Pilpres 2024, 14 Februari nanti.
"Jadi itu semua apakah peristiwa-peristiwa itu tanda-tanda akan ada kecurangan, Iya. Itu tanda-tandanya, apakah terjadi? Nah kita harus lihat tanggal 14 (Februari)," kata Anies di rumah Jusuf Kalla di kawasan Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024).
Eks Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan, bahwa segala tanda-tanda kecurangan yang dijelaskan dalam Dirty Vote belum tentu terjadi.
Baca Juga: Profil Zainal Arifin Mochtar, Dosen UGM Pemeran Film Dirty Vote Rajin Kritik Pemerintah
"Tapi tanda-tanda itu ada sama seperti kalau kita lihat awan gelap ini tanda-tanda mau hujan, apakah terjadi, belum tentu," ucap Anies.
Oleh sebab itu, Anies meminta masyarakat diingatkan dengan tanda-tanda kecurangan dalam film tersebut. Ia berharap kecurangan itu tidak sampai benar-benar terjadi.
"Karena itulah kita ingatkan kepada semua tanda-tandanya ada, ditunjukkan oleh film itu," katanya.
"Apakah nanti kejadian, kita lihat nanti, makanya kita punya kesempatan yuk jaga diri jangan sampai itu kejadian," sambungnya.
Diketahui film dokumenter eksplanatori Dirty Vote digarap oleh Dandhy Dwi Laksono sebagai sutradara resmi dirilis pada Minggu (11/2/2024).
Baca Juga: Mengenal Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari, Trio Pakar dalam Dirty Vote
Dalam film tersebut, tiga pakar hukum tata negara Zainal Arifin, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari menguliti bagaimana berbagai instrumen kekuasaan digunakan untuk tujuan memenangkan Pemilu sekalipun prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi.
Penggunaan kekuasaan yang kuat dengan infrastruktur yang mumpuni diterangkannya telah dilakukan penguasa demi mempertahankan status quo.
Dalam film dokumenter berdurasi 1 jam 57 menit itu, Feri Amsari salah satunya menyinggung soal kinerja Bawaslu RI yang dinilai kurang maksimal menindak pelanggaran pemilu.
Mulai dari menteri-menteri Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang terlibat mengkampanyekan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran, kegiatan Gibran bagi-bagi susu di area car free day atau CFD Bundaran HI, hingga pertemuan Gibran dengan sejumlah kepala desa di Istora Senayan.
Feri juga turut menyinggung integritas para ketua dan anggota Bawaslu RI. Di mana mereka diseleksi oleh panitia seleksi yang diketuai Juri Ardiantoro yang kekinian menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.