Suara.com - Film dokumenter yang membongkar praktik kecurangan di Pemilu 2024, Dirty Vote tengah jadi sorotan publik. Film karya dari Dandhy Laksono dkk itu rilis kemarin, Minggu (11/2) dan mendapat pro kontra publik di platform media sosial.
Sejumlah pihak kemudian angkat bicara mengenai film ini. Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah juga tak mau ketinggalan. Fahri dalam cuitannya kemarin memang tidak spesifik menyebut film Dirty Vote.
Fahri pada cuitanya justru menyebut dua jenis film yakni film kotor dan film dewasa. "Ada yang suka film kotor. Ada yang suka film por**," tulis Fahri seperti dikutip, Senin (12/2).
Cuitan dari Fahri ini pun memantik sejumlah pengguna Twitter tuliskan komentarnya.
Baca Juga: Sebut Film Dirty Vote Sebar Fitnah, JK Tantang TKN Prabowo-Gibran: Tunjukkan, Semua Ada Datanya!
"Ada yang suka dengan Fakta. Ada yang duka dengan Fakta," komentar akun @tn***
"Ada juga yang suka jilat ludah sendiri, demi parpolnya bisa masuk koalisi," sindir akun lainnya.
Diketahui, film dokumenter eksplanatori Dirty Vote yang digarap oleh sutradara Dandhy Dwi Laksono resmi dirilis Minggu (11/2/2024).
Dalam film tersebut, tiga pakar hukum tata negara Zainal Arifin, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari menguliti bagaimana berbagai instrumen kekuasaan digunakan untuk tujuan memenangkan Pemilu sekalipun prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi.
Penggunaan kekuasaan yang kuat dengan infrastruktur yang mumpuni diterangkannya telah dilakukan penguasa demi mempertahankan status quo.
Baca Juga: Fadli Zon Tuding Semua Aktor Film Dirty Vote Tim Mahfud MD
Dalam film dokumenter berdurasi 1 jam 57 menit itu, Feri Amsari salah satunya menyinggung soal kinerja Bawaslu RI yang dinilai kurang maksimal menindak pelanggaran pemilu.
Mulai dari menteri-menteri Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang terlibat mengkampanyekan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran, kegiatan Gibran bagi-bagi susu di area car free day atau CFD Bundaran HI, hingga pertemuan Gibran dengan sejumlah kepala desa di Istora Senayan.
Feri juga turut menyinggung integritas para ketua dan anggota Bawaslu RI. Di mana mereka diseleksi oleh panitia seleksi yang diketuai Juri Ardiantoro yang kekinian menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.