Hasto PDIP: Muncul Dugaan Kades Ditekan Aparat Demi Pindahkan Suara ke PSI di Pemilu 2024

Senin, 12 Februari 2024 | 11:47 WIB
Hasto PDIP: Muncul Dugaan Kades Ditekan Aparat Demi Pindahkan Suara ke PSI di Pemilu 2024
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat konferensi persnya di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2024). [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan, pihaknya mendapati adanya dugaan pergerakan pemindahan suara di daerah demi memastikan parpol tertentu bisa lolos ke parlemen di Pemilu 2024. TPN pun meminta agar masyarakat tak takut melaporkan setiap dugaan kecurangan, karena TPN akan sepenuh hati membela jika terjadi intimidasi.

“Jangan takut membela rakyat karena suara rakyat adalah suara Tuhan. Maka kepada seluruh lapisan masyarakat, kami serukan untuk jangan takut menghadapi intimidasi. Kami akan memberikan pembelaan sebaik-baiknya buat mengawal suara rakyat tersebut,” kata Hasto dalam konferensi pers di Media Center, Jakarta Pusat, dikutip Senin (12/2/2024).

Baca Juga:

Ibu-ibu dan Petugas Ribut di Pasar Bukittinggi Saat Bagi Kalender Anies: Kalau Prabowo Boleh?

Baca Juga: Profil Pemeran Film Dirty Vote Feri Amsari, Ahli Hukum Bongkar Habis Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

Viral Tuding Ada Massa Bayaran hingga Rp150 Ribu Saat Kampanye di JIS, May Rahmawati Kini Malah Minta Maaf

Kampanye Akbar JIS vs GBK dari Penanganan Sampah, Mana yang Lebih Baik?

Hasto mengatakan, pihaknya telah melakukan simulasi dan menemukan bahwa crucial time saat pencoblosan 14 Februari 2024 adalah sekitar pukul 12.00 WIB. Waktu krusial yang dimaksud yakni ketika ada pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT, tetapi memiliki KTP, itu mereka berhak datang dengan surat keterangan.

“Maka management surat suara ini harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tidak disalahgunakan,” kata Hasto.

Pihaknya juga menerima laporan terbaru tentang bagaimana di berbagai wilayah, muncul berbagai gerakan-gerakan untuk memindahkan suara dari partai-partai tertentu dipindahkan ke partai yang belum lama muncul yang dekat dengan kekuasaan.

Baca Juga: Anies Dan Istri Sambangi Kediaman Jusuf Kalla Saat Masa Tenang, Ada Apa?

“Ini yang kemudian juga harus diwaspadai karena mintanya tidak main-main. Dengan menekan para kepala desa oleh aparatur oknum-oknum dari Polri kalau di Jawa, kalau di luar Jawa ada oknum-oknum dari TNI untuk memberikan suara per desa itu 200-300 kepada PSI,” kata Hasto.

“Ini laporan yang bisa dipertanggungjawabkan karena kami ada sumbernya," sambungnya.

Hasto membeberkan ekskapan saksi yang berjumlah sekurangnya 1,6 juta orang terlatih, ditambah relawan saksi. Pihaknya juga melibatkan kelompok masyarakat yang mengawasi pelaksanaan pemilu seperti kawal-pemilu, jaga-pemilu, warga jaga suara, dengan berbagai aplikasi untuk mengawal dan mengamankan suara.

“Dengan deployment dari seluruh saksi yang sudah dipersiapkan dan dilatih maka bagi mereka yang akan melakukan kecurangan sebaiknya berhati-hati karena akan berhadapan dengan saksi-saksi kami yang militan, saksi-saksi kami yang berani menerjang hambatan apapun bagi pihak-pihak yang mau melakukan kecurangan,” urai Hasto.

“Dan satgas Ganjar Mahfud juga distandby-kan. Karena satgas tersebut sudah melakukan deklarasi anti money politic dan anti intimidasi di GBK. Mereka akan mengawal para saksi kami,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI