Timnas AMIN Soal Film Dirty Vote: Terang Benderang Ungkap Kecurangan Pemilu

Senin, 12 Februari 2024 | 09:36 WIB
Timnas AMIN Soal Film Dirty Vote: Terang Benderang Ungkap Kecurangan Pemilu
Juru Bicara Timnas AMIN Iwan Tarigan. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) buka suara terkait film berjudul Dirty Vote yang belakangan trending dan jadi sorotan menjelang pencoblosan Pilpres 2024 pada 14 Februari lusa nanti.

Juru Bicara Timnas AMIN, Iwan Tarigan mengatakan, film dokumenter yang rilis hari Minggu (11/2/2024) kemarin dan dipandu tiga ahli hukum tata negara yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti dan Feri Amsari itu secara terang benderang mengungkap kecurangan dalam Pemilu 2024.

"Bahwa memang telah terjadi kecurangan yang luar biasa. Sehingga Pemilu ini tidak bisa dianggap baik-baik saja," kata Iwan dalam keterangannya, Senin (12/2/2024).

Selain itu, Iwan menilai Dirty Vote setidaknya bisa dijadikan media edukasi bagi masyarakat untuk memperlihatkan kotornya politisi-politisi memainkan demokrasi.

"Film dokumenter ini memberikan pendidikan kepada masyarakat bagaimana politisi kotor telah mempermainkan publik hanya untuk kepentingan golongan dan kelompok mereka," kata Iwan.

Timnas AMIN, kata Iwan, berpandangan Dirty Vote menjelaskan kecurangan yang terjadi sudah didesain sedemikian rupa.

"Kami melihat semua rencana kecurangan Pemilu ini tidak didesain dalam semalam juga tidak didesain sendirian tetapi terencana dengan baik," ujarnya.

Satu-satunya pihak yang paling dapat diduga telah melakukan kecurangan dalam Pemilu 2024, menurut Iwan, adalah penguasa.

"Kami menduga desain kecurangan yang sudah disusun bersama sama ini akhirnya jatuh ke tangan satu pihak yakni pihak yang sedang memegang kunci kekuasaan," beber Iwan.

Baca Juga: Sosok Bivitri Susanti, Dosen Hukum Di Balik Film Dirty Vote Yang Trending Di X Hari Ini

Dia bilang, Dirty Vote juga sudah membuka borok penguasa selama Pemilu 2024. Penguasa seolah-olah secara busuk menggunakan lembaga negara hanya untuk mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompoknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI