Suara.com - Politisi PDIP, Cyril Raoul Hakim atau Chico Hakim mengungkapkan, partainya tidak pernah merasa kehilangan dengan kader-kader yang memutuskan hijrah ke partai lain. Namun, situasi itu dikecualikan bagi sekelas Krisdayanti.
Hal tersebut disampaikan Chico ketika menyinggung pindahnya Budiman Sudjatmiko dan Maruarar Sirait dari PDIP ke kubu capres-cawapres Prabowo-Gibran.
Baca Juga:
Ibu-ibu dan Petugas Ribut di Pasar Bukittinggi Saat Bagi Kalender Anies: Kalau Prabowo Boleh?
Kampanye Akbar JIS vs GBK dari Penanganan Sampah, Mana yang Lebih Baik?
Menurutnya, dua sosok tersebut tidak serta merta membuat PDIP runtuh.
PDIP justru lebih takut kalau Krisdayanti yang hijrah dari partai.
"Jadi, buat kami kehilangan kader siapa pun itu sama saja. Kemarin ada yang ngomong tadi sebelum masuk ke sini, kehilangan kader seperti Budiman Sudjatmiko, Ara. Mungkin lebih berat kalau kita kehilangan seorang Krisdayanti karena suaranya di dapil lebih tinggi daripada Budiman dan Ara," kata Chico dalam wawancara khusus bersama Suara.com beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Abdul Mu'ti: Megawati Penuhi Syarat Usulkan NU dan Muhammadiyah Dapat Hadiah Nobel
Sebagai informasi, Krisdayanti berhasil meraup 132.131 suara di Pemilu 2019 untuk Dapil Jawa Timur V.
Krisdayanti membantu PDIP mengumpulkan 560.217 suara untuk DPR RI.
Chico lantas menegaskan bahwa, yang paling utama dicari partai itu adalah jumlah suara. Karena itu, PDIP akan lebih menyayangkan apabila kehilangan diva Indonesia ketimbang Ara dan Budiman yang suaranya lebih sedikit.
Hijrahnya Ara dan Budiman juga tidak menyebabkan efek yang terlalu signifikan bagi partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Sebab, masih banyak kader dengan penyumbang suara terbanyak di pemilu. Salah satunya ialah Bambang Wuryanto atau lebih dikenal dengan Bambang Pacul.
"Ada Mas Bambang Pacul, suaranya juga luar biasa. Kalau di Jogja ada Bu Esti, suaranya juga luar biasa. Saya yakin suaranya melebihi yang saya sebutkan tadi yang sudah ke luar (dari partai)."