Suara.com - Beredar viral foto kertas surat suara Pilpres 2024 yang tak dicoblos namun malah dicoret-coret. Kertas surat suara itu pada narasi disebutkan harusnya dicoblos oleh WNI yang berada di Belanda.
Pada foto yang diunggah akun X @MartoArt terlihat kertas surat suara Pilpres 2024 dicoret huruf A di dalam lingkaran yang diduga mirip simbol anarko.
Pada bagian atas gambar itu tertulis 'Badut kabeh'. Di foto yang diunggah, kertas surat suara itu memang untuk Pilpres 2024.
Di sana terdapat foto pasangan capres cawapres nomor urut 01, 02, dan 03.
Baca Juga: Masuk Masa Tenang Pilpres 2024: Ganjar Banyak Merenung, Mahfud MD Pilih Umrah
"Hanya bangsa budak yg berpikir memilih majikan sebagai pesta demokrasi". ~ #LeMarteau, Belanda, 8102023," tulis caption pada unggahan foto tersebut.
Masih dari akun yang sama, juga terdapat kertas surat suara Pemilu 2024 yang juga dicoret dengan huruf A di dalam lingkaran, disertai kata-kata kasar.
"Menjadi warga negara yang baik," tulis caption akun @MartoArt pada unggahan kedua.
Sontak saja cuitan mengenai kertas surat suara yang dicoret-coret tersebut memantik sejumlah pengguna Twitter menuliskan komentarnya.
"Sok asik, padahal ada guru honorer, rakyat kecil yg ngarep subsidi pokok mereka menaruh harapan di situ," cuit salah satu pengguna Twitter.
Baca Juga: Cara Mencoblos di Pemilu 2024, Jangan Lupa Bawa 2 Berkas Ini ke TPS!
"Apa solusi dari kelompok Golput untuk menentukan kriteria pemimpin ideal menurut mereka?" sambung akun lainnya.
KPU RI juga telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
Setelah masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, saat ini memasuki masa tenang hingga 13 Februari. Selang sehari, 14 Februari 2024, pemungutan suara pileg, termasuk Pemilu Anggota DPD RI, bersamaan dengan Pilpres 2024.
Dengan pengetahuan yang cukup mengenai kepemiluan, tingkat partisipasi masyarakat bakal meningkat atau lebih tinggi ketimbang tingkat kehadiran pemilih di TPS pada pemilu sebelumnya sejak pasca-Reformasi.
Berdasarkan data KPU RI, tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2004 sebesar 84,7 persen, kemudian pada tahun 2009 turun menjadi 71 persen. Tingkat partisipasi ini naik kembali menjadi 75,11 persen pada Pemilu 2014, dan pemilu terakhir pada tahun 2019 naik menjadi 81,69 persen. Hal ini menunjukkan bahwa publik cukup antusias untuk hadir ke TPS.
Ayo menjadikan masa tenang ini, 11—13 Februari 2024, momentum bagi calon pemilih untuk melihat rekam jejak, visi dan misi, serta program kerja peserta pemilu, sebelum menentukan pilihan pada hari Rabu, 14 Februari 2024. Silakan pilih di antara pasangan calon dan caleg meski pilihan berbeda, asalkan tidak golput.