NU Dan Muhammadiyah Kompak Inginkan Pemilu Jurdil: Suara Dari Kampus Harus Diapresiasi

Bangun Santoso Suara.Com
Sabtu, 10 Februari 2024 | 06:35 WIB
NU Dan Muhammadiyah Kompak Inginkan Pemilu Jurdil: Suara Dari Kampus Harus Diapresiasi
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (kiri) bersama Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti (tengah) menyampaikan keterangan pers terkait pemilu di Jakarta, Jumat (9/2/2024). (ANTARA/Sigit Pinardi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah mengatakan suara-suara yang menginginkan agar Pemilu 2024 berlangsung jujur dan adil, termasuk yang disuarakan sejumlah kampus, harus diapresiasi.

“Suara-suara yang ingin pemilu jujur dan adil harus diapresiasi, ditimbang-timbang dengan bijak,” kata Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf di Jakarta, Jumat (9/2/2024).

Menurut Gus Ipul, sapaan akrabnya, semua pihak harus memastikan dan mengawal pemilu berjalan dengan baik karena ini kepentingan bersama.

“Setelah itu hasilnya harus kita terima bersama. Apa pun hasilnya. Kalau misalnya selesai satu putaran, ya, harus kita terima, ada pelanggaran harus diproses,” ujarnya.

Baca Juga: Kampanye di Sumedang, Gibran Disambut Meriah Ratusan Emak-emak

Hal senada dikatakan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Menurut dia, imbauan moral dari kampus itu menunjukkan suatu kehirauan para civitas academica terhadap masa depan bangsa.

“Seharusnya jangan dicurigai sebagai bagian dari agenda, misalnya, ditunggangi kepentingan tertentu untuk menjatuhkan pemerintah. Saya kira jauh dari itu,” ujarnya.

Ia mengatakan kehirauan itu semata-mata kepedulian terhadap masa depan bangsa dan harapan besar mereka agar pemilu berlangsung jujur, adil, dan menghasilkan pemimpin nasional terbaik.

“Imbauan moral itu hendaknya dihiraukan juga oleh para penyelenggara negara, penyelenggara pemilu, termasuk oleh presiden. Semua masih dalam kerangka dan koridor yang sesuai dengan pesan moral dan kepentingan bangsa,” katanya.

Kekhawatiran pemilu bakal diwarnai kecurangan, menurut Mu’ti harus dilihat sebagai peringatan dini agar pemilu berlangsung jujur dan adil. (Sumber: Antara)

Baca Juga: Komandan TKN Fanta: Jika Terpilih, Prabowo-Gibran Tetap Butuh Jokowi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI