Suara.com - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman malah meyakini jika tidak ada tekanan terhadap para rektor perguruan tinggi yang memberikan video apresiasi terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Menurutnya, hal itu berjalan natural dan tanpa paksaan kala memberi apresiasi atas kinerja Presiden Jokowi.
"Saya sih punya keyakinan tidak mungkin lah melakukan seperti itu (dipaksa),” kata Dudung saat ditemui usai acara Deklarasi Purnawirawan TNI-Polri se Jawa Barat ke Prabowo-Gibran di Kota Bandung, dikutip Jumat (9/2/2024).
Baca Juga:
Pertempuran Sengit di Jateng, Bambang Pacul Akui Kalah Peluru dan Kalah Komandan
Baca Juga: Petani Tebu Dukung Prabowo-Gibran, Minta Pupuk Subsidi Mudah Didapatkan
Akhirnya! Terungkap Arah Dukungan Kiky Saputri di Pilpres 2024
Ternyata Ada Aturan Resmi TNI Kalau Anggotanya Nikahi Ayu Ting Ting, Ini Syaratnya
Mahfud Koar-koar soal Operasi Tekan Rektor Agar Manut Jokowi, Komjen Fadil Imran Bilang Begini
Dudung justru menduga, adanya tudingan terkait hanya semata untuk memojokkan Prabowo-Gibran.
Sebab, saat ini elektabilitas keduanya di sejumlah lembaga survei sedang berada di puncak.
Baca Juga: Bongkar Kemelut Pilgub DKI 2012, Ahok: Jokowi Tak Pernah Mau Saya Jadi Wakilnya
"Itu bisa saja berita itu dibuat, bisa saja, ini memojokkan. Jadi enggak usah panik dengan elektabilitas sekarang sehingga dengan berbagai macam cara akhirnya memojokkan 02," yakin Dudung.
Sebagai mantan prajurit, Dudung memastikan aparat seperti TNI dan Polri akan terus memegang kode etik saat bertugas.
Sehingga, mereka akan bersikap netral pada pesta demokrasi dan tidak akan melakukan tindakan tak terpuji seperti menekan atau mengintimidasi hak berpendapat.
"Panglima TNI dan Kapolri sudah tegas bahwa apabila anggotanya yang melanggar maka mereka akan dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Sehingga kalau ada partai politik yang menyampaikan TNI-Polri tidak netral, sejauh ini saya lihat tidak ada," pungkasnya.