Belajar Budidaya Mutiara, Fery Farhati Ajak Masyarakat Jaga Laut Indonesia Tetap Bersih

Kamis, 08 Februari 2024 | 11:34 WIB
Belajar Budidaya Mutiara, Fery Farhati Ajak Masyarakat Jaga Laut Indonesia Tetap Bersih
Istri capres nomor urut 01 Anies Baswedan bersama putri sulungnya Mutiara Annisa Baswedan turut mengunjungi Desa Adat Sade di Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Selasa, (6/2/2024). (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lombok memiliki keindahan alam yang tiada duanya. Selain objek wisata pantai, Lombok juga populer dengan keunikan Desa Adat Sade yang hingga saat ini masih memegang teguh adat istiadat.

Dalam rangka kunjungan di Nusa Tenggara Barat (NTB), Istri capres nomor urut 01 Anies Baswedan bersama putri sulungnya Mutiara Annisa Baswedan turut mengunjungi Desa Adat Sade di Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Selasa, 6 Februari 2024.

Kunjungannya di desa yang dihuni oleh suku asli Lombok yakni Suku Sasak itu sebagai upaya melestarikan desa adat yang ada di Indonesia.

Bersama dengan pemuda di Desa Sade, Fery dan Mutiara menyusuri kawasan desa tersebut. Melewati setapak demi setapak anak tangga, keduanya melihat kehidupan masyarakat Desa Sade.

Baca Juga: Rektor Dipaksa Buat Video Dukung Jokowi, Anies Sentil Pakai Pepatah Jawa: "Becik Ketitik Ala Ketara"

Fery menuturkan, masyarakat adat menjadi salah satu kelompok prioritas yang akan disejahterahkan oleh pasangan capres dan cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

"Dalam visinya Anies dan Muhaimin ada 28 kelompok masyarakat yang menjadi prioritas salah satunya masyarakat adat. Insya Allah jika terpilih, Mas Anies dan Pak Muhaimin akan memperkuat perlindungan masyarakat adat," kata Fery.

Dalam kesempatan itu, Fery dan putrinya juga diajak melihat rumah tertua di Desa Sade yang telah berdiri sejak 300 tahun lalu. Uniknya, masyarakat Desa Sade memiliki kebiasaan membersihkan lantai rumah dengan kotoran kerbau atau sapi. Tujuannya supaya lantai bersih dari debu-debu yang melekat.

Lebih lanjut, mereka juga menyaksikan kepiawaian jemari masyarakat Sade dalam menenun. Tak hanya itu, Ketua Dekranasda periode 2017-2022 ini berkesempatan untuk melihat pohon cinta yang menjadi saksi pertemuan muda mudi di Desa Sade.

Fery mengaku kagum dengan masyarakat Sade yang masih mempertahankan budaya dan adat peninggalan nenek moyang.

Baca Juga: Jokowi Tegaskan Tak akan Berkampanye, Anies: Saya Sih Sudah Sampai pada Kesimpulan

"Banyak keunikan yang bisa ditemui di tempat ini. Desa Sade menjadi bukti bahwa masyarakat adat bisa mempertahankan budaya di zaman modern ini. Jadi kami memandang perlu adanya dukungan pemerintah untuk menjadikan masyarakat adat tetap bertahan tanpa meninggalkan budayanya," jelasnya.

Delain berkunjung ke Desa Sade, Fery dan Mutiara juga belajar proses budidaya mutiara di Autore Pearl Farm and Showroom serta menikmati kuliner khas NTB yakni Ayam Taliwang. Mengingat, selain terkenal dengan sebutan Pulau Seribu Masjid, Lombok, NTB juga terkenal dengan keindahan mutiara air lautnya.

Fery Farhati bersama Mutiara Annisa Baswedan tak mau ketinggalan untuk belajar proses budidaya mutiara air laut. Keduanya belajar budidaya mutiara dari seleksi kerang yang akan diinduki hingga melakukan simulasi induksi mutiara ke dalam kerang.

Fery mengaku bangga perairan Lombok menjadi salah satu penghasil mutiara terbaik di dunia yang sudah diekspor hingga mancanegara.

"Melihat budidaya mutiara dari proses awal hingga akhir ini membuat kami bangga bahwa Indonesia memiliki permata perhiasaan yang begitu berharga," kata Fery.

Dalam kunjungannya, Fery dan putrinya juga belajar pemijahan induk dan perawatan larva yang dilakukan di laboratorium sembari dijelaskan terkait budidaya mutiara.

Menurutnya, mutiara air laut menjadi salah satu potensi ekonomi kreatif yang bisa terus dikembangkan.

Karena itu, Ketua Dekranasda periode 2017-2022 ini menilai pemerintah perlu memberi perhatian khusus terhadap pelaku budidaya mutiara khususnya Mutiara Laut Selatan.

"Mutiara Laut Selatan yang ada di perairan Indonesia ini menjadi sumber penghidupan masyarakat sekaligus kekayaan alam. Jadi kami menilai pemerintah perlu memberikan dukungan sehingga pelaku usaha mutiara tidak kalah bersaing di pasaran," ucapnya.

Lebih lanjut, Fery mengajak masyarakat turut menjaga laut di Indonesia agar tetap bersih sehingga keindahan mutiara bisa terus dinikmati hingga generasi selanjutnya.

"Setelah melihat proses budidaya mutiara kita dapat mengambil pelajaran bahwa untuk bisa terbentuknya mutiara yang indah itu melalui proses yang panjang sekali. Kerang mutiara hanya hidup di laut yang bersih dan iklim yang mendukung. Karena itu, kita harus jaga laut di Indonesia supaya keindahan mutiara bisa tetap dinikmati," ungkapnya.

Sebagai informasi, mutiara adalah batu permata yang dihasilkan dari sebutir pasir yang secara tak sengaja masuk ke dalam cangkang kerang hidup.

Proses alamiah di dalam cangkang kerang selama ribuan tahun mengubah sebutir pasir itu menjadi butiran batu permata mutiara. Selain melalui proses alami, mutiara juga bisa dihasilkan melalui proses budidaya kerang.

Fery dan putrinya belajar proses budidaya Mutiara di Autore Pearl Farm & Showroom. Saat ini Autore menyerap sekitar 500 orang tenaga kerja lokal. Mulai dari penangkaran, perawatan kerang mutiara, hingga proses operasi mutiara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI