Demi Sukseskan Pemilu 2024, Bahlil Lahadalia Ajak Masyarakat ke TPS sebagai Tugas Warga Negara

Kamis, 08 Februari 2024 | 10:57 WIB
Demi Sukseskan Pemilu 2024, Bahlil Lahadalia Ajak Masyarakat ke TPS sebagai Tugas Warga Negara
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia bersama Prabowo-Gibran [Instagram @bahlillahadalia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Tim Kerja Strategis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Bahlil Lahadalia, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mensukseskan Pemilu 2024. Bahlil mengatakan bahwa 83 persen rakyat Indonesia mendukung pemilihan umum (pemilu) 2024 digelar satu putaran. 

Dia menambahkan, pemilu satu putaran akan menghemat anggaran negara hingga Rp40 triliun. Selain itu, jika ada satu pasangan calon yang meraih suara 50+1 persen, maka rangkaian pemilu akan berhenti pada 14 Februari 2024. 

“Jadi kita ingin menghemat uang negara. Kedua, nanti ada puasa dan hari raya, kita hindari puasa dan hari raya politik. Kita mau ibadah yang baik, khusyuk, penuh dengan senyuman. Supaya (Ramadan dan Idul Fitri) ada rekonsiliasi nasional,” kata Bahlil, dalam sebuah acara televisi di Jakarta, Rabu (7/2/2024). 

Bahlil yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini mengungkapkan , ada dua hal yang memperbesar peluang pasangan calon nomor urut 2 untuk menang satu putaran. Pertama, seluruh elemen tim pemenangan Prabowo-Gibran dinilai telah bekerja maksimal untuk mendekatkan diri dengan rakyat. 

Baca Juga: Terkuak! Ahok Ditawari Jabatan Menteri Kalau Dukung Prabowo-Gibran, TKN: Itu Halusinasi

“Kita tidak boleh takabur dan terlena. Kami di tim 02 tetap akan bekerja maksimal pendekatan ke rakyat, memelihara jaringan, menjaga TPS, sampai mengajak warga ke TPS untuk menggunakan hak pilih. Kalau pendukung 02, maka coblos 02. Kalau tidak, silakan datang ke TPS gunakan hak pilih. Karena itu tugas kita sebagai warga negara,” ungkap Bahlil. 

Adapun hal kedua adalah Prabowo telah menegaskan posisinya bakal menjadi presiden bagi semua pihak, termasuk bagi orang-orang yang tidak percaya atau mendukung dirinya. Ungkapan itu juga diutarakan oleh Prabowo dalam sesi penutup debat capres kelima pada Minggu (4/2/2024).
 
“Kita juga yakin insyaAllah menang karena satu-satunya pasangan calon yang akan menggandeng semuanya adalah Pak Prabowo. Dia ingin hadir untuk rakyat Indonesia, juga untuk yang tidak mendukung dan tidak percaya dengan Pak Prabowo,” sambung Bahlil.

Tidak kalah penting, Bahlil juga menegaskan bahwa pasangan Prabowo-Gibran tidak akan menjadikan ‘serangan fajar’ sebagai cara untuk meraih kemenangan. Pada kesempatan yang sama, dia juga menjelaskan kepada masyarakat bahwa ada perbedaan signifikan antara biaya politik (political cost) dengan serangan fajar. 

Segala sumber daya yang dikeluarkan untuk memenangkan Prabowo-Gibran adalah political cost, sementara serangan fajar sering kali digunakan untuk menjelaskan uang yang diterima pada pagi hari atau beberapa jam sebelum mencoblos di TPS dengan iming-iming memilih salah satu pasangan calon. 

“Kami tidak mengenal serangan fajar. Yang ada itu cost politik. Saya tidak setuju dengan serangan fajar, kita harus berikan edukasi juga kepada rakyat (perbedaan serangan fajar dengan political cost). Politik itu seperti pertandingan bola, selama pluit panjang belum usai, kita harus lari kencang. Cuma ada pemain bola yang napasnya bagus dengan strategi bagus, ada juga yang tidak,” beber dia. 

Baca Juga: Datangi Markas Paslon 02 di Kertanegara, Kelompok Para Tukang Titip Lapangan Pekerjaan ke Prabowo-Gibran

“Sekali lagi saya mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia, 14 Februari sukseskan pemilu dengan datang ke TPS gunakan hak pilih,” imbau Bahlil.

Seperti diketahui, berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk Pemilu 2024, dari total 204,8 juta pemilih, sebanyak 52 persen atau sebanyak 106,3 juta merupakan pemilih muda.

Rinciannya, pemilih berusia 17 tahun sebanyak 0,003 persen atau sekitar 6 ribu jiwa. Kemudian pemilih dengan rentang usia 17 tahun hingga 30 tahun mencapai 31,23 persen atau sekitar 63,9 juta jiwa. Lalu disusul dengan Pemilih dengan 31 tahun hingga 40 tahun sebanyak 20,70 persen atau sekitar 42,395 juta jiwa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI