Suara.com - Politisi PDI Perjuangan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mengaku ditawari seseorang jabatan Direktur Pertamina hingga Menteri jika pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran menang di Pilpres 2024. Tawaran tersebut berlaku apabila dia mau keluar dari PDIP dan memberikan dukungan kepada Prabowo-Gibran.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengaku heran dengan pengakuan Ahok tersebut. Dia menduga Ahok sedang berhalusinasi.
"Saya enggak ngerti ya itu halusinasi atau apa. Tapi masuk akal nggak sih orang nawarin Pak Ahok menteri?" kata Habiburokhman di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2024).
Pengakuan Ahok terkait adanya tawaran tersebut disampaikan saat dirinya menjadi pembicara di acara Eropa Bersatu: Festival Tiga Jari di Jerman, Sabtu (3/2).
Baca Juga: Hembuskan Isu Mobilisasi Pemilih Ilegal Modus Pindah TPS, Kubu Prabowo-Gibran Minta Bawaslu Usut!
Tawaran menjadi Direktur Pertamina tersebut, kata Ahok terjadi pada Juni 2023. Sedangkan posisi menteri diiming-imingi saat reshuffle pada Maret 2024.
"Saya ditawarkan jadi Dirut Pertamina Juni kemarin. Terus dia bilang begitu menang, Maret ini reshuffle saya diangkat jadi menteri," ujar Ahok.
Namun Ahok mengklaim menolak tawaran tersebut. Dia memilih mengundurkan diri sebagai Komisaris Utama Pertamina dan mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud yang diusung PDIP.
"Saya menekankan jika pilihan kita malam ini sudah tepat," ujar Ahok sembari mengajak pendukungnya menyebarkan hal tersebut.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga mengingatkan kepada pendukung Ganjar-Mahfud untuk tidak mudah percaya akan iming-iming jabatan.
Baca Juga: Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, Airlangga: Ekonomi Indonesia Buktikan Keberhasilan
"Jangan mau ditipu, seolah-seolah kamu orang mau pindah ke 02, tidak mau 03. Karena normalnya orang mau pilih yang menang. Jika kira-kira yang menang 02, maka akan ada tawaran menjadi dirut," tutur Ahok.