Rektor Unika Semarang Disuruh Bikin Video 'Baik-baik' Soal Jokowi, Anies: Sudah Gak Jaman Rekayasa Begitu!

Rabu, 07 Februari 2024 | 17:54 WIB
Rektor Unika Semarang Disuruh Bikin Video 'Baik-baik' Soal Jokowi, Anies: Sudah Gak Jaman Rekayasa Begitu!
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan. [Suara.com/Rakha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan turut menanggapi kabar Rektor Unika Soegijapranata diintimidasi kepolisian, disuruh untuk membuat video mengapresiasi kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Menurut Anies, tidak zamannya lagi melakukan rekayasa seperti itu.

"Ini eranya udah beda, udah nggak bisa lagi pakai rekayasa seperti itu. Jadi malah menguak," kata Anies di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (7/2/2024).

Eks Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan apresiasi kepada Rektor Unika Soegijapranata dan rektor kampus lain yang melawan dan terus menyuarakan aspirasinya.

Baca Juga: Senyum Sumringah Jokowi Kumpul Bareng PSI, Kaesang Pangarep: Terima Kasih Dukungannya

"Saya hormat kepada mereka-mereka yang memilih tidak gentar untuk mengutarakan pendapatnya, tidak gentar menunjukkan sikapnya. Karena memang hari ini kita membutuhkan orang yang konsisten," ujar Anies.

Lebih lanjut, Anies mengatakan pemerintah tidak boleh lagi menggunakan cara-cara intimidatif seperti menekan rektor kampus untuk membuat rekayasa.

"Sudah tidak bisa lagi kita menggunakan pola-pola lama seperti itu," imbuhnya.

Diintimidasi Polisi

Sebelumnya diberitakan, Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto mengaku mendapat 'perintah' dari Polda Jawa Tengah untuk membuat pernyataan 'baik-baik' mengenai kinerja Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Dihujani Kritik Civitas Akademika, PSI: Demokrasi Memang Berisik, Cukup Disimak Saja

Hindarto mengemukakan, pesan tersebut didapat saat ramai sejumlah civitas akademika perguruan tinggi membuat petisi terhadap Presiden Jokowi.

"Ya, di hari Jumat saya dapat WhatsApp dari orang yang ngaku anggota polisi atas intruksi Polda Jateng. Beliau minta saya untuk buat video," kata Ferdinandus kepada Suara.com melalui sambungan telepon, Selasa (6/2).

Mendapat 'perintah Polda', Hindarto memilih tidak menggubrisnya karena memiliki sikap yang berbeda dengan keinginan penguasa tersebut.

Hindarto menegaskan, sikapnya tidak jauh dengan pernyataan civitas akademik UGM, UII, UI dan perguruan tinggi lainnya yang kecewa dengan Presiden Jokowi yang diduga terlibat politik praktis.

Parahnya hingga Senin (5/2/24) kemarin, Hindarto masih dihubungi sampai beberapa kali ditelepon.

Tak hanya itu, ia juga dikirim video testimoni yang telah dibuat koleganya sesama rektor di Semarang, seperti pernyataan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, UIN Walisongo Semarang dan lain-lainnya.

"Kami memilih sikap sebagai Universitas Katolik harus menyuarakan kebenaran. Ketika ada sesuatu yang tidak beres, kami harus berbicara jujur," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI