Suara.com - Sejumlah tokoh nasional yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) berencana menggelar pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Kapolri hingga Panglima TNI.
Hal itu disampaikan oleh anggota GNB, Alissa Wahid yang merupakan putri sulung Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur setelah menggelar pertemuan dengan Jusuf Kalla (JK).
Dalam pertemuan para tokoh GNB dengan JK itu membahas situasi politik nasional terkini. Mereka berpandangan Pemilu 2024 harus dijaga dari praktik-praktik kecurangan.
"Jadi kami tadi berdialog sangat seru di dalam dan apa yang teman-teman tanyakan, kami tanyakan pada Pak JK. Tapi intinya dari pertemuan tadi adalah kita akan bersama-sama dengan kuat mendorong Pemilu bersih," kata Alissa di rumah JK di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2024).
Baca Juga: Kisah Hidup Ahok Mirip Daud Dan Saul, Sengaja Ditumbalkan Jokowi?
Selepas bertemu dengan JK hari ini, Alissa mengatakan GNB akan mengadakan pertemuan dengan Jokowi hingga Panglima TNI. Namun pertemuan tersebut tampaknya baru akan berlangsung setelah pencoblosan Pilpres 2024.
"Kami ada agenda bertemu Kapolri, Panglima TNI, Presiden tapi waktunya sudah mepet dan sebagian menyediakan setelah 14 Februari," ucap Alissa.
Dalam kesempatan yang sama, anggota GNB, Komarudin mengatakan pihaknya ingin menciptakan Pemilu yang transparan. Oleh sebab itu, GNB menemui sejumlah tokoh nasional seperti Wapres Ma'ruf Amin, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan JK.
"Agar Pemilu itu bersih transparan, kita bantu selamatkan nurani rakyat, haknya untuk memilih berdasarkan nurani dia," jelas Komarudin.
"Jangan sampe dicurangi dicuri, jadi kita membela nurani pemilih, yaitu masyarakat. Agar menghasilkan nanti pemenang yang memang berkualitas, bermartabat dan bernurani," lanjutnya.
Baca Juga: Seret Jokowi, Ahok Ungkap Alasan Dirinya Dipenjara di Kasus Penistaan Agama
Sebelumya diberitakan, JK menuturkan GNB lahir atas dasar kekhawatiran hati nurani kekuasaaan yang kian menurun.
"Kenapa ada gerakan nurani bangsa? Karena ada pertanyaan dan kekhawatiran hati nurani kita dan hati nurani kekuasaan sudah menurun," ujar JK di kediamannya Jakarta Selatan setelah pertemuan dengan GNB, Rabu (7/2).
JK dan sejumlah anggota GNB bersepakat pemimpin baru Indonesia akan sangat menentukan arah masa depan bangsa. Oleh sebab itu, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 tersebut meminta aparat negara jangan sekali pun mencurangi pilihan rakyat.
"Karena itu lah nanti pada 7 hari lagi kita dukung aparat negara, polisi, tentara, kepala desa agar kembali ke hati nuraninya, jangan-jangan coba-coba mencuri hati nurani rakyat," ungkap JK.
JK menerangkan GNB mencoba mewanti-wanti hal serupa. Bagi JK dan GNB, bukan hanya hasil Pemilu yang menentukan nasib bangsa ini ke depannya, tapi juga proses Pemilu itu sendiri sama pentingnya.
"Bukan suaranya Prabowo, Anies, Ganjar dicuri, bukan. Tapi suara rakyat yang dicuri kalau tak sesuai hati nurani. Karena itu gerakan ini sampaikan itu," jelas JK.
"Karena itu harus dijaga Pemilu yang bersih sehingga tak terjadi masalah di kemudian hari. Dengan Pemilu yang bersih, dapat memilih pemimpin yang bersih. Kalau prosesnya salah, maka pemimpin yang dipilih juga salah," ucap JK.