"Sisanya tidak mempermasalahkan jumlah putaran 2,3 persen, serta tidak menjawab 1,2 persen," jelasnya.
Dari 79,9 persen responden yang menginginkan Pilpres berlangsung satu putaran, paling banyak alasan yang disampaikan karena agar ada kepastian presiden selanjutnya.
Responden yang memilih opsi tersebut sebanyak 41,2 persen. Kemudian alasan menghemat biaya pengeluaran negara ada 29,2 persen.
"Agar pemerintahan dan layanan publik kembali normal sebanyak 13,6 persen dan mengurangi ketegangan di masyarakat 12,1 persen. Sisanya menjawab karena alasan lainnya, dan tidak menjawab."
Sementara itu, Dimas juga menyampaikan, mayoritas masyarakat yakni 70,3 persen meyakini pilpres akan selesai dalam satu putaran, sementara 25,3 persen lainnya menjawab tidak yakin, dan 4,4 persen tidak menjawab.
Meski Prabowo-Gibran, dalam survei ini mendapat elektabilitas tertinggi, namun tidak berbanding lurus dengan partai pengusung.
Berdasarkan hasil survei, PDIP masih berada di papan paling atas perolehan suara, yakni 17,4 persen. Kemudian diikuti Gerindra 16 persen, Golkar 11,7 persen, PKB 9,5 persen, PKS 6,9 persen, Demokrat 6,4 persen, PAN 6,3 persen, NasDem 5,1 persen dan PPP 2,3 persen.
Baca: Gaya Selvi Ananda Kampanye di Pasar Kemiri Depok Disorot: Mbokya Dibeliin Sepatu Mas Gibran
Baca Juga: 4 Survei Terbaru Elektabilitas Anies, Prabowo Dan Ganjar Usai Ramai Petisi Kampus Kritik Jokowi
Sementara itu, metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dilakukan dengan menggunakan aplikasi survei Populi Center terhadap 1.500 responden.