Sebelumnya, Puan menegaskan rakyat memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan dan menyampakan pandangan. Ia berharap tidak ada intimidasi terhadap rakyat dalam memilih pemimpin ke depan.
Hal itu disampaikan Puan menanggapi marak sivitas akademika yang marak menyampaikan kritik dan keprihatinan atas demokrasi.
"Pesta demokrasi adalah pestanya rakyat yang mana biarkan rakyat menilai, biarkan rakyat yang memilih pemimpin yang akan datang tanpa intimidasi," kata Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Sementara itu mengenai sivitas akademika, menurut Puan mereka memiliki hak menyuarakan aspirasi. Ia berujar DPR akan selalu mendorong, mendukung bahwa pemilu ini harus berjalan dengan jujur, adil, dan seluruh aparat netral.
"Kemudian persatuan dan kesatuan harus dijaga bahwa apa yang disampaikan oleh civitas akademika, kemudian oleh mahasiswa, seluruh elemen masyarakat, seniman, tokoh dan lain-lain itu merupakan aspirasi. Bagaimana mereka menyuarakan agar Indonesia ini tetap bisa menjadi Indonesia yang menjaga persatuan kesatuan, menjaga aturan-aturan perundangan dan konstitusi di dalam koridornya," kata Puan.