Suara.com - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2024.
Puan mengajak masyarakat untuk datang ke TPS pada 14 Februari 2024.
Baca Juga:
Momen Rocky Gerung Lempar Jaket AMIN: Saya Sudah Ketemu Anies 300 Kali
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Pendukung Fanatik Capres-cawapres Rentan Kena Kesehatan Mental
Arie Kriting Jadi Saksi Komika Abdur Tolak Jadi Buzzer, Lebih Pilih Dukung Anies Sesuai Hati Nurani
Berbeda Kubu dengan Anang Hermansyah di Debat Capres Terakhir, Sikap Aurel Dipuji
Menurutnya, masyarakat akan rugi apabila tidak menggunakan hak pilih mereka pada hari pencoblosan.
"Capek-capek tunggu pemilu tapi nggak bebas, rugi dong, yang bener saja. Capek-capek ke TPS dan nyoblos tapi nggak ikut kata hatinya, rugi dong, yang benar saja," kata Puan dalam pidatonya di rapat paripurna penutupan masa sidang, Selasa (6/2/2024).
"Mari lah rakyat Indonesia gunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya untuk Indonesia yang sentosa, yang kita cintai bersama," kata Puan.
Baca Juga: Dilanjut Masa Sidang Berikutnya, Puan Pastikan Substansi Revisi UU Desa sudah Mulai Dibahas
Melalui pidatonya, Puan juga menyampaikan dua pantun terkait pemilihan umum. Pantun pertama, yakni Puan berpesan agar para pejabat dan pemimpi tidak lupa akan janji bila terpilih. Sedangkan pantun kedua mengingatkan pentingnya menjaga persatuan.
Berikut pantun yang disampaikan Puan:
Kawat baja diikat besi
Santan kelapa dicampur kanji
Jika sudah mendapat kursi
Jangan lah lupa semua janji
Ikan lohan dibungkus kasa
Dimasak mama sedap terasa
Beda pilihan itu biasa
Yang utama persatuan bangsa
Biarkan Memilih Tanpa Intimidasi
Sebelumnya, Puan menegaskan rakyat memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan dan menyampakan pandangan. Ia berharap tidak ada intimidasi terhadap rakyat dalam memilih pemimpin ke depan.
Hal itu disampaikan Puan menanggapi marak sivitas akademika yang marak menyampaikan kritik dan keprihatinan atas demokrasi.
"Pesta demokrasi adalah pestanya rakyat yang mana biarkan rakyat menilai, biarkan rakyat yang memilih pemimpin yang akan datang tanpa intimidasi," kata Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Sementara itu mengenai sivitas akademika, menurut Puan mereka memiliki hak menyuarakan aspirasi. Ia berujar DPR akan selalu mendorong, mendukung bahwa pemilu ini harus berjalan dengan jujur, adil, dan seluruh aparat netral.
"Kemudian persatuan dan kesatuan harus dijaga bahwa apa yang disampaikan oleh civitas akademika, kemudian oleh mahasiswa, seluruh elemen masyarakat, seniman, tokoh dan lain-lain itu merupakan aspirasi. Bagaimana mereka menyuarakan agar Indonesia ini tetap bisa menjadi Indonesia yang menjaga persatuan kesatuan, menjaga aturan-aturan perundangan dan konstitusi di dalam koridornya," kata Puan.