Suara.com - Calon Presiden nomor urut 01 dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menilai, revolusi mental yang digagas Presiden Jokowi kini tengah berada di persimpangan jalan.
Penyebabnya, janji pemberantasan KKN hingga nepotisme justru tidak mendapat keteladanan dari Jokowi sendiri.
“Revolusi mental itu sebetulnya kita merujuknya pada tulisan saja, tulisan Pak Jokowi di bulan Mei 2014 yang diterbitkan oleh koran Kompas,” ujar Anies, Selasa (6/2/2024).
Menurut Gubernur Jakarta periode 2017-2022, dari tulisan Jokowi di media itulah gagasan revolusi mental dapat dinilai.
“Sekarang sudah berjalan sembilan tahun, 10 tahun, tinggal dilihat apakah yang direncanakan sudah terlaksana? Karena dokumennya ada di situ,” kata Anies.
Terkait revolusi mental dan pemilu 2024, Anies melihatnya harus dari keteladanan dari Jokowi yang kini justru melakukan praktik-praktik nepotisme dan niretika.
“Itu kan salah satu yang didorong di dalam revolusi mental adalah pemberantasan praktik KKN. Tidak boleh ada nepotisme dan ini harus dikembalikan, tapi pada akhirnya keteladanan dimulainya itu darimana? Etik-etik. Jadi etika itu mulainya dari kepala,” pungkas Anies.