TPN Sebut Prabowo Tak Paham Beda Stunting Dengan Gizi Buruk: Jangan Dicampuraduk Saat Kampanye

Selasa, 06 Februari 2024 | 06:34 WIB
TPN Sebut Prabowo Tak Paham Beda Stunting Dengan Gizi Buruk: Jangan Dicampuraduk Saat Kampanye
Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam debat kelima Pilpres 2024. [YouTube Suaracom]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Pemenangan Nasional atau TPN Ganjar Pranowo-Mahfud mempertanyakan penjelasan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto soal program makan siang gratis yang diusungnya.

Wakil Direktur Representatif TPN Ganjar-Mahfud, Charles Honoris mengatakan, Prabowo dinilai kurang memahami perbedaan antara stunting dan gizi buruk.

Ganjar, lanjut Charles, bahkan harus memberikan penjelasan lebih lanjut dalam debat final Capes-Cawapres tentang perbedaan mendasar antara stunting dan gizi buruk kepada Prabowo.

“Ganjar Pranowo harus memberi penjelasan tentang perbedaan dua kondisi gangguan tumbuh kembang anak tersebut agar Prabowo tidak bingung," kata Charles, dalam keterangannya, Selasa (6/2/2024).

Baca Juga: Airlangga Soal Debat Capres Kemarin: Prabowo Turunkan Tensi Politik

Charles menyebut, stunting dicegah dari usia masih dalam kandungan. Hal itu bisa dicegah dengan cara memberikan asupan gizi yang cukup sejak ibu hamil.

"Stunting bisa dicegah lewat asupan bergizi sejak ibu hamil dan anak sebelum 2 tahun. Selebihnya tidak bisa, karena defisiensi nutrisi sudah terjadi dalam jangka waktu lama (kronis) dan menimbulkan dampak permanen," jelasnya.

Sementara, gizi buruk dapat diperbaiki berapapun usianya. Biasanya gizi buruk terjadi ketika berat badan anak lebih rendah dibandingkan rentang angka normal anak seusianya, dan kondisi ini dapat diperbaiki tanpa memandang usia anak.

Penjelasan Ganjar dalam debat semalam, kata Charles, seharusnya membuat Prabowo memahami perbedaan antara stunting dan gizi buruk.

Ia juga berharap kedua istilah itu, tidak dicampuradukan kedua istilah tersebut saat berkampanye di masyarakat.

Baca Juga: Prabowo Kenang Ibunda di Kampung Halaman Langowan, Nyanyikan Lagu Sio Mama

Jika hal itu masih dilakukan, maka hanya akan membingungkan masyarakat dan dapat merusak edukasi kesehatan yang selama ini sudah dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.

"Prabowo seharusnya paham dan hendaknya jangan lagi dicampuraduk penggunaan dua istilah tersebut saat berkampanye di masyarakat," tandas Charles.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI