Dudung Eks KSAD 'Protes' Seruan Megawati Yang Minta TNI-Polri Netral: Pernyataan Bu Mega Tendensius, Tidak Berdasar

Senin, 05 Februari 2024 | 10:38 WIB
Dudung Eks KSAD 'Protes' Seruan Megawati Yang Minta TNI-Polri Netral: Pernyataan Bu Mega Tendensius, Tidak Berdasar
Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman saat masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). [Suarajogja.id / Hiskia Andika Weadcaksana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eks Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman yakin TNI dan Polri tetap berkomitmen menjaga netralitas di Pemilu 2024. Hal ini menjawab seruan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar aparat TNI-Polri menjaga netralitas.

"Tidak ada lah kalau misalnya ada ketidaknetralan, dan saya yakin pimpinan TNI maupun Polri. Ya kalau ada anak buahnya yang tidak netral pasti dia bertindak tegas karena dia sudah tahu aturan ketentuan dan pokoknya tanggungjawabnya sebagai TNI/Polri. Kalau tidak ada mereka, siapa yang akan mengamankan, gitu," ujar Dudung usai debat capres di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024) malam.

Dudung turut hadir di acara debat capres di JCC untuk memberikan dukungan kepada capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Kembali ke pernyataan Megawati, Dudung menilai ucapan Presiden ke-5 RI tersebut cenderung tendensius.

Baca Juga: Dukung Prabowo-Gibran, Eks KSAD Dudung Dikasih Jabatan Khusus oleh Habib Lutfhi bin Yahya

"Jadi pernyataan Bu Mega kalau menurut saya itu kan tendensius menurut saya, tuduhan yang tidak berdasar, ya. Tuduhan yang tidak berdasar. Menurut saya TNI-Polri tidak usah takut dengan ocehan-ocehan seperti itu, yakini aja bahwa kita netral, gitu," kata Dudung.

Dewan Pembina Relawan Ndaru ini justru berharap Megawati dapat menyampaikan ihwal netralitas kepada Badan Intelijen Negara atau BIN.

"Kemarin nggak dibilang juga kok BIN nya kok netral, harusnya bilang juga dong BIN juga netral," kata Dudung.

Bukan tanpa sebab, netralitas di BIN juga harus ditegaskan. Dudung mengingatkan ihwal temuan pakta integritas yang diduga ditandatangi Pj Bupati Sorong Yan Piet Mosso dan Kabinda Papua Barat, Brigjen TNI TSP Silaban.

"Kan sudah ada kenyataan yang di Papua tuh. Yang pernyataan yang beredar di media, ya kan," katanya.

Baca Juga: Profil dan Kekayaan Dudung Abdurachman, Eks KSAD Dukung Prabowo-Gibran Usai Pensiun

"Pernyataan tentang Kabinda itu salah satu, itu dari mana itu? Dari BIN kan? Harusnya Bu Mega juga ngomong begitu dong, kan begitu kan. Kalau TNI-Polri belum ada buktinya, belum ada faktanya, ya. Saya yakin TNI-Polri nggak usah takut," tambah Dudung.

Sebelumnya, Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengeluarkan pernyataan keras atas adanya ancaman intimdasi pada perpolitikan saat ini. Karena itu, ia mengajak seluruh pendukung pasangan calon atau paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD agar jangan takut pada intimdasi.

Dalam orasi politiknya, Megawati meminta agar aparat pemerintah, terutama TNI, Polri dan ASN jangan lagi mengintimidasi rakyat.

Megawati mengingatkan agar intimidasi sebaiknya sudah tidak dilakukan saat ini.

Hai polisi jangan lagi intimdasi rakyat ku," ujar Megawati.

Tidak hanya polisi, Megawati pun mengingatkan kalangan TNI.

"Hai, TNI jangan lagi intimidasi rakyatku," sambung Megawati.

Presiden ke-5 RI ini pun sempat mencontohkan kasus Aiman.

"Enak aja anak orang dipanggil-panggil," katanya.

Disebutkan Megawati, jika PDIP ialah partai yang sah dan diakui di negara Indonesia. "Saya ingatkan pada polisi, TNI, ASN, jangan lagi-lagi, mulai hari ini, jangan lagi (intimidasi) rakyatku," ujar Megawati memastikan jika dirinya tidak pernah takut pada aparat negara.

"Enak saja, anak-anak saya mau dibegitukan," kata Mega yang menyatakan intimidasi terjadi karena ada lawan yang takut kalah,

Bahkan Megawati memastik di lokasi kampanye ada aparat kepolisian. "Jadi polisi jangan ada polisi baik, jangan ada polisi jahat" ujarnya kemudian.

Mantan presiden ini pun mengingatkan pengalamannya sudah 3 kali dipanggil polisi saat masa orde baru.

"Jangan takut, apa sih jenderal eh jelek-jelek saya terima tertinggi loh tidak pernah terhapus loh karena saya disebut Republik Indonesia. Kenapa sih Kalian begitu kan karena mereka takut salah," ucap Megawati kemudian.

"Saya bilang iya sama-sama berani. Kalau belum jadi presiden udah intimidaasi, pakai uang negara, rakyat saya takut karena mereka tidak mengerti perundang-undangan,' ujar Mega kemudian.

Megawati pun menganologikan dengan pesan jika sudah tidak lagi menjabat pejabat, maka mereka akan kembali makan di warung makan (warteg).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI