Untuk artikel lengkapnya bisa dicek di sini.
Berdasarkan artikel di atas, data komprehensif untuk membuktikan klaim dari Anies Baswedan masih belum ada. Anies sendiri tidak menyebutkan durasi atau rentan waktu dari tahun berapa jumlah 15 juta korban kekerasan seksual dan kesehatan mental itu. Tapi yang perlu digarisbawahi adalah bahwa korban kekerasan seksual dan kesehatan mental memang benar adanya.
Bahkan bila merujuk artikel dari rri.co.id, KPAI mendapati kasus kekerasan seksual terhadap anak paling dominan terjadi di tahun 2023. Sampai tanggal 31 Desember 2023, sebanyak 3.000 kasus kekerasan terjadi pada anak.
Sementara itu, Derry Wijaya Ph.D selaku Associate Professor, Data Science Program, Monash University Indonesia dan co-director Monash Data and Democracy Research Hub mengatakan, bahwa klaim Anies benar. Ia menyebutkan, menurut penelitian I-NAMHS (Indonesia - National Adolescent Mental Health Survey) yang dipublikasikan tahun 2022; penelitian tersebut menemukan 1 dari 3 remaja Indonesia mempunyai masalah kesehatan mental di rentang usia 10-17 tahun. Angka tersebut setara dengan 15,5 juta remaja.
Jenis gangguan mental yang banyak diderita remaja adalah gangguan kecemasan (gabungan fobia sosial dan gangguan cemas menyeluruh) 3,7%, gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%), hingga gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) dengan angka masing-masing 0,5%.