Karir politik pensiunan jenderal berbintang empat ini dimulai tanggal 27 Januari 2000. Ketika itu SBY memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer karena dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Tak lama kemudian, SBY terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai SBY dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong.
Tetapi pada 11 Maret 2004, SBY memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional.
Dan akhirnya pada Pilpres langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di atas 60 persen. SBY lalu dilantik menjadi Presiden RI ke-6 pada tanggal 20 Oktober 2004.
Kemudian setelah akhir jabatannya pada tahun 2009, SBY mengumumkan akan maju lagi sebagai calon presiden dengan yang didampingi oleh Boediono sebagai cawapres yang diusung oleh partai Demokrat. Dalam Pilpres 2009, SBY terpilih untuk kedua kalinya sebagai presiden dengan masa jabatan 2009 hingga 2014 bersama Boediono sebagai wakil presiden.
Sejauh ini SBY diketahui sudah secara terbuka mendukung Prabowo untuk memenangi Pilpres 2024. Bahkan SBY dalam acara kampanye akbar Partai Demokrat di Kota Malang kemarin turut mengajak masyarakat memilih Prabowo - Gibran.
3. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur adalah presiden RI ke-4 yang menjabat sejak tahun 1999 hingga 2001. Dia menggantikan posisi BJ Habibie usai dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) lewat pemilu 1999.
Gus Dur adalah putra dari KH Wahid Hasyim, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Setelah menamatkan pendidikan di Indonesia, dia melanjutkan studi ke Mesir di Universitas Al-Azhar, Kairo.
Sepulang dari Mesir, Gus Dur aktif dalam kepengurusan NU. Dia jadi pengurus muda dan terlibat berbagai kegiatan organisasi. Pada tahun 1984, Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum NU menggantikan ayahnya.
Baca Juga: Sejumlah Rektor Beri Dukungan dan Apresiasi 9 Tahun Pemerintahan Jokowi
Pada era Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto, Gus Dur jadi kritikus yang vokal terhadap rezim otoriter. Dia mendukung gerakan reformasi dan jadi salah satu tokoh utama yang memainkan peran penting dalam perubahan politik tahun 1998.