Profil 3 Presiden RI yang Diklaim Dukung Prabowo: SBY Ikut Kampanye, Siapa 2 Lainnya?

Ruth Meliana Suara.Com
Sabtu, 03 Februari 2024 | 11:31 WIB
Profil 3 Presiden RI yang Diklaim Dukung Prabowo: SBY Ikut Kampanye, Siapa 2 Lainnya?
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ketika ikut kampanye Prabowo (Instagram/@agusyudhoyono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto mengaku merasa mendapat dukungan besar dalam pencalonannya kali ini di Pilpres 2024. Selain dukungan dari masyarakat, Prabowo juga merasa didukung oleh 3 presiden RI sekaligus yakni Jokowi, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Hal itu diungkap Prabowo dalam acara Apel Akbar Tim Kampanye Nasional (TKN) Muda Prabowo-Gibran di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat (2/2/2024) petang kemarin. Simak profil 3 presiden RI yang diklaim dukung Prabowo berikut ini.

1. Joko Widodo (Jokowi)

Presiden Jokowi dan Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (24/1/2024). (Suara.com/Novian)
Presiden Jokowi dan Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (24/1/2024). (Suara.com/Novian)

Ir. H. Joko Widodo adalah Presiden ke-7 RI yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014. Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 Juni 1961, Jokowi pertama kali terjun ke pemerintahan sebagai Wali Kota Surakarta (Solo) pada 28 Juli 2005 hingga 1 Oktober 2012.

Setelah itu, Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 15 Oktober 2012 sebelum terpilih sebagai Presiden RI pada Pilpres 2014. Saat Pilpres itu,  Jokowi terpilih bersama pasangannya, Jusuf Kalla.

Baca Juga: Sejumlah Rektor Beri Dukungan dan Apresiasi 9 Tahun Pemerintahan Jokowi

Dalam Pilpres 2019, Jokowi kembali terpilih sebagai Presiden RI untuk masa jabatannya yang kedua. Kali ini, Jokowi didampingi oleh K.H. Ma'ruf Amin dan dilantik pada 20 Oktober 2019 untuk masa jabatan 2019 hingga 2024.

Pembangunan infrastruktur menjadi program prioritas di masa kepemimpinan Jokowi yang pertama. Pembangunan yang dilakukan secara merata hingga ke daerah terluar Indonesia itu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam sektor ini dibandingkan negara-negara lain.

Program prioritas itu dibarengi bantuan sosial seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), hingga Program Keluarga Harapan (PKH). Selain itu sejak awal masa jabatannya, Jokowi mengupayakan reforma agraria dengan salah satunya melakukan percepatan penerbitan sertifikat hak atas tanah untuk mengurangi terjadinya sengketa lahan oleh karena ketiadaan sertifikat.

Di masa jabatan kedua, Jokowi mengalihkan fokus pemerintahan pada pembangunan dan peningkatan kapasitas SDM Indonesia agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Program pembangunan infrastruktur pun masih terus dilanjutkan bersamaan dengan itu.

Namun Jokowi hingga kini belum menyatakan dukungan secara terbuka untuk Prabowo. Kendati demikian, Jokowi sepanjang masa kampanye Pilpres 2024 berulang kali menunjukkan simbol dukungan pada Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra sulungnya. Jokowi juga berkali-kali makan berdua dengan Prabowo di hadapan publik. 

Baca Juga: Dokter Tirta Sebut Anies Antitesis Prabowo: Satu Jago Pitching, Satu Jago Kerja

2.Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ketika ikut kampanye Prabowo (Instagram/@agusyudhoyono)
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ketika ikut kampanye Prabowo (Instagram/@agusyudhoyono)

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah presiden RI ke-6. Beda dari presiden sebelumnya, SBY adalah presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. 

Karir politik pensiunan jenderal berbintang empat ini dimulai tanggal 27 Januari 2000. Ketika itu SBY memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer karena dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Tak lama kemudian, SBY terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai SBY dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. 

Tetapi pada 11 Maret 2004, SBY memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang  mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. 

Dan akhirnya pada Pilpres langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di atas 60 persen. SBY lalu dilantik menjadi Presiden RI ke-6 pada tanggal 20 Oktober 2004. 

Kemudian setelah akhir jabatannya pada tahun 2009, SBY mengumumkan akan maju lagi sebagai calon presiden dengan yang didampingi oleh Boediono sebagai cawapres yang diusung oleh partai Demokrat. Dalam Pilpres 2009, SBY terpilih untuk kedua kalinya sebagai presiden dengan masa jabatan 2009 hingga 2014 bersama Boediono sebagai wakil presiden.

Sejauh ini SBY diketahui sudah secara terbuka mendukung Prabowo untuk memenangi Pilpres 2024. Bahkan SBY dalam acara kampanye akbar Partai Demokrat di Kota Malang kemarin turut mengajak masyarakat memilih Prabowo - Gibran.

3. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). (Pemerintah RI/Wikimedia commons)
K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). (Pemerintah RI/Wikimedia commons)

Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur adalah presiden RI ke-4 yang menjabat sejak tahun 1999 hingga 2001. Dia menggantikan posisi BJ Habibie usai dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) lewat pemilu 1999. 

Gus Dur adalah putra dari KH Wahid Hasyim, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Setelah menamatkan pendidikan di Indonesia, dia melanjutkan studi ke Mesir di Universitas Al-Azhar, Kairo. 

Sepulang dari Mesir, Gus Dur aktif dalam kepengurusan NU. Dia jadi pengurus muda dan terlibat berbagai kegiatan organisasi. Pada tahun 1984, Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum NU menggantikan ayahnya. 

Pada era Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto, Gus Dur jadi kritikus yang vokal terhadap rezim otoriter. Dia mendukung gerakan reformasi dan jadi salah satu tokoh utama yang memainkan peran penting dalam perubahan politik tahun 1998. 

Setelah jatuhnya rezim Soeharto, Gus Dur terpilih sebagai Presiden ke-4 RI pada tahun 1999 melalui proses pemilihan yang dilakukan MPR. Pemilihan Gus Dur sebagai presiden adalah awal dari era demokrasi baru di Indonesia.

Masa kepemimpinan Gus Dur sebagai presiden tak terlepas dari berbagai tantangan, termasuk konflik etnis, keamanan nasional, dan masalah ekonomi. Walau hanya menjabat selama kurang lebih 2 tahun, kebijakan-kebijakan Gus Dur meninggalkan jejak signifikan dalam upaya menjaga toleransi antaragama, mengedepankan HAM dan memperkuat demokrasi.

Pada tahun 2001, Gus Dur menghadapi tekanan politik yang pada akhirnya membuatnya mundur dari jabatannya sebagai Presiden. Setelah itu Gus Dur tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan sampai beliau wafat pada 30 Desember 2009.

Dukungan Gus Dur untuk Prabowo tentu tak bisa diketahui kebenarannya mengingat yang bersangkutan sudah wafat. Hanya saja Prabowo mengaku dekat dengan kiai NU itu sejak lama. Bahkan Prabowo menyebut dirinya sebagai "tukang pijat Gus Dur" karena sering memijat mendiang.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI