Balas Sindiran Cak Imin ke Gibran, TKN: Daripada Berlindung di Balik Kardus Durian

Selasa, 30 Januari 2024 | 19:22 WIB
Balas Sindiran Cak Imin ke Gibran, TKN: Daripada Berlindung di Balik Kardus Durian
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid. [Suara.com/Novian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran membalas sindiran cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin soal pemuda yang berlindung di balik ketiak opa-opa. Sindiran Cak Imin itu secara tidak langsung ditujukan kepada cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menilai hal tersebut lebih baik daripada berlindung di balik 'kardus durian'

"Daripada Mas Muhaimin berlindung di balik kerdus duren," kata Nusron di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024).

Selain lebih baik, kata Nusron, anak muda berlindung kepada orang yang lebih tua juga merupakan hal yang wajar.

Baca Juga: Sambil Nonton Wayang di Brebes, Gibran: PKH, KIS, dan KIP Akan Dilanjutkan

"Kalau Pak Muhaimin berlindung sama kardus durennya. Sudah gitu aja, terjemahin aja sendiri," katanya.

Sebagaimana diketahui istilah 'kardus durian' ini merujuk pada kasus dugaan korupsi Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi atau PPIDT di Papua pada 2011 yang melibatkan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) saat dijabat Cak Imin.

Dalam perkara tersebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan dua pejabat Kemenakertrans sebagai tersangka.

Selain itu KPK juga turut menangkap dan menetapkan pihak swasta sebagai tersangka dengan barang bukti berupa uang senilai Rp1,5 miliar yang disimpan dalam kardus durian saat hendak mengantarkan ke Kantor Kemenakertrans.

Kendati begitu hingga kekinian KPK belum bisa membuktikan adanya keterlibatan Cak Imin dalam perkara tersebut.

Baca Juga: Prabowo Kenang Sudah Mulai Peduli Pertanian Sejak Aktif sebagai Tentara

Ketiak Opa-opa

Saat debat cawapres 21 Januari 2024 lalu, Cak Imin sempat beradu argumen dengan Gibran terkait program hilirisasi nikel yang digaungkan Gibran. Cak Imin ketika itu menyinggung permasalahan hilirisasi ugal-ugalan yang menimbulkan berbagai macam efek negatif.

Cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar beradu gagasan dengan Cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka saat debat Capres-Cawapres keempat di JCC Senayan, Jakarta, Mnggu (21/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar beradu gagasan dengan Cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka saat debat Capres-Cawapres keempat di JCC Senayan, Jakarta, Mnggu (21/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Sesuai debat, lewat media sosial Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan membela Gibran dengan menyebut Cak Imin telah melakukan pembohongan publik. Ia lantas mengajak cawapres nomor urut 1 tersebut untuk melihat kondisi sektor pertambangan secara langsung.

"Saya pengin sebenarnya mengundang Muhaimin itu berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali untuk lihat sendiri. Seeing is believing gitu daripada Anda (Cak Imin) berbohong kepada publik," kata Luhut.

Menanggapi pembelaan Luhut, Cak Imin lantas menyindir adanya seorang pemuda yang berlindung di balik ketiak opa-opa.

"Kalau kamu yang debat sama saya, ya, kamu yang harus bantah. Jangan minta tolong orang lain untuk membantah pendapat saya. Jangan pernah ngaku pemuda kalau kamu bersembunyi di balik ketiak para opa-opa yang lain," sindir Cak Imin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI