Suara.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menilai, munculnya gerakan salam 4 jari di media sosial tidak efektif menggerus elektabilitas capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Sebab, berdasar hasil survei tren elektabilitas Prabowo-Gibran jutsru menurutnya terus mengalami peningkatan.
Baca Juga:
Bus Kampanye AMIN Mendadak Dibatalkan, Mardani Ali Sera: Massa Siap Longmarch ke JIS
Baca Juga: Lima Alasan Elektabilitas Prabowo-Gibran Bisa Tembus 50 Persen Versi LSI Denny JA, Ada Sosok Jokowi
Pengasuh Pondok Pesantren Tertua dan Terbesar di Indonesia Dukung Anies-Cak Imin
Biodata dan Pendidikan Cucu Luhut yang Soroti Omongan Tom Lembong Jelekin Pemerintah
Nusron mengatakan, gerakan menolak Prabowo-Gibran sudah terjadi bahkan sejak adanya pengumuman nama capres-cawapres.
Mulai dengan cara mengangkat isu dinasti politik hingga yang terbaru berupa gerakan salam 4 jari yang dinarasikan sebagai gerakan pendukung capres-cawapres nomor urut 1 Anies-Muhaimin dan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud menolak memilih Prabowo-Gibran.
"Ya, kalau nolak kan surveinya (Prabowo-Gibran) nggak naik, kalau (gerakan 4 jari) efektif," kata Nusron di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024).
Baca Juga: Ada Sosok Ini Yang Punya Pengaruh Besar, Prabowo-Gibran Semakin Kuat di Bogor
"Tapi ini tren surveinya naik terus, ya, alhamdulillah," imbuhnya.
Nusron juga berpendapat kemunculan gerakan salam 4 jari tidak lain dari bentuk rasa kepanikan dua kubu kompetitor Prabowo-Gibran yang berdasar survei kekinian tengah tertinggal jauh.
Atas hal itu, Nusron menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menilai secara langsung.
"Kalau kayak gitu tuh biarkan rakyat yang menilai, namanya orang lagi panik, usaha ya boleh-boleh aja, itu bentuk rasa kepanikan. Kenapa nggak 5 jari semua, alias dadah, udah selesai semua," katanya.
Sebagaimana diketahui gerakan salam 4 jari ini pertama kali muncul di media sosial X atau Twitter. Gerakan tersebut dinarasikan sebagai upaya untuk mengalahkan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran yang selalu mencanangkan menang sekali putaran di Pilpres 2024.
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Masinton Pasaribu mendukung adanya gerakan 4 jari. Dia menilai gerakan tersebut merupakan aspirasi rakyat untuk melawan kelompok antidemokrasi.
"Jadi kalau muncul di sosmed percakapan-percakapan di warung-warung ingin 1-3 bergabung itu adalah aspirasi rakyat, suara rakyat di akar bawah akar rumput yang menginginkan adanya persatuan di kalangan rakyat melawan kelompok-kelompok antidemokrasi," tutur Masinton dalam diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (27/1/2024).
Tembus 50 Persen
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei teranyar terkait elektabilitas pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024. Hasilnya, elektabilitas pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran tembus 50,7 persen.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Al Faraby menyebut berdasar hasil surveinya elektabilitas Prabowo-Gibran untuk pertama kalinya tembus di atas 50 persen. Dia juga menilai peluang Prabowo-Gibran memenangkan kontestasi Pilpres 2024 sekali putaran semakin terbuka jika mampu mempertahankan tren positif tersebut.
"Jika Prabowo-Gibran berhasil mempertahankan tren positifnya, Pilpres 2024 semakin terbuka selesai satu putaran karena dengan margin of error (MoE, plus minus), Prabowo-Gibran kini di angka 47,8 persen (minus MoE) sampai dengan 53,6 persen (plus MoE)," kata Adjie.
Berdasar survei LSI Denny JA, posisi urutan kedua diduduki Anies-Muhaimin dengan elektabilitas sebesar 22 persen. Sedangkan Ganjar-Mahfud berada di posisi buncit dengan elektabilitas sebesar 19,7 persen
"Pasangan Anies-Muhaimin dan pasangan Ganjar-Mahfud saling mengalahkan dalam lima surnas terakhir, tapi tetap dengan selisih margin of error," ungkapnya.
Sebagai informasi survei LSI Denny JA dilakukan sejak 16 hingga 26 Januari 2024. Survei tersebut melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia dengan menggunakan metode wawancara tatap muka. Dengan jumlah 1.200 responden, margin of error survei tersebut sebesar 2,9 persen.