Suara.com - Acara Desak Anies yang digabung dengan Slepet Imin dengan tajuk pekerja dihelat di JI Expo Hall A, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/1).
Calon Presiden nomor urut 01 Anies Baswedan yang mendapat pertanyaan tentang seorang penanya yang menyatakan hanya dirinya yang mendukung pasangan calon 01 Capres Anies Baswedan dan Cawapres Gus Muhaimin Iskandar atau AMIN, sementara keluarganya berbeda pilihan dan apatis terhadap politik, mengajak untuk membandingkan janji dengan rekam jejak pasangan calon.
“Berbicara dengan orang lain tentang pilihan, ajak untuk membandingkan. Membandingkannya bukan membandingkan janji saja. Tetapi bandingkan pelaksanaannya di masa lalu. Karena itu paling mudah, karena sudah kejadian kan. Kalau besok belum tahu,” ujar Anies.
Menurut Anies, bila dahulu menunaikan yang dijanjikan, besok akan melaksanakan juga. Tetapi bila dulu berjanji dan tidak dilaksanakan. Ya besok juga tidak akan melaksanakan.
“Kalau janjinya akan bersama dengan rakyat terus, ya bersama rakyat terus sampai di akhir. Tetapi kalau bersama rakyat, terus di tengah jalan tahu-tahu tidak bersama rakyat lagi, terus bagaimana?” tanya Anies.
Dalam kesempatan tersebut, Anies juga mendapatkan pertanyaan tentang keberpihakan bagi pekerja transportasi yang menjadi mitra aplikator.
“Rekam jejak kami ketika di Jakarta tidak meninggalkan buruh dalam pembuatan kewenangan. Kalau kami mendapatkan kewenangan, kami berencana di bulan-bulan pertama langsung (soal kemitraan Ojek dan aplikator) dibahas. Langsung kita bikin timnya. Task force-nya langsung bahas sama-sama,” ujar Anies.
“Saya ingatkan ketika kami mengundang seluruh operator transportasi umum di Jakarta, lebih 27 operator. Pertemuan pertama panasnya luar biasa. Saya belum pernah datang sebuah pertemuan sepanas itu,” ucapnya.
Kita mencari jalan keluar, kesepakatan, kata Anies, untuk seluruh transportasi umum.
Baca Juga: Jokowi Makan Bakso Bareng Prabowo di Magelang, Cak Imin: Biasa Aja, Politik Begitu
“Akhirnya ketemu (solusi). Berapa kali pertemuan? Sampai 77 kali pertemuan sampai selesai. Tetapi sampai pada kesepakatan. Begitu sampai pada kesepakatan, sampai hari ini tenang, teduh, damai. Karena itu kesepakatan,” papar dia.
Kadang di pemerintahan, ujar Anies, kita tidak sabar. Inginnya cepat saja bikin aturan.
“Paling demo dua tiga kali dihadapi. Habis itu hilang. Tidak bisa, jangan begitu. Kita harus bahas sama-sama. Kita cari jalan tengahnya. Di samping kita tahu ada sebagian yang menginginkan fleksibilitas. Pekerja di ojol tidak ingin terikat secara ketat. Jadi kita cari jalan sama-sama,” ujar Anies.