Suara.com - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu mengungkap adanya dugaan tekanan yang dialami pendukung paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Lewat akun di platform X, Said Didu mengatakan, timnya sudah memesan bus untuk menghadiri kampanye akbar paslon AMIN di Jakarta Intenasional Stadium (JIS) pada 10 Februari 2024.
Namun secara tiba-tiba kata dia, pesanan bus itu dibatalkan sepihak dengan alasan tidak masuk akal. Padahal menurut Said Didu, pihaknya sudah membayar uang sewa bus.
Baca Juga:
Baca Juga: Relawan Aceh Siap Menangkan Anies-Muhaimin di Pilpres 2024, Target Kemenangan hingga 80%
Balas Serangan Luhut, Tom Lembong Sebut Luhut dan Bahlil Pasukan Pemadam Kebakaran
Bantah Luhut, Jubir Timnas AMIN: Tesla Mulai Beralih ke LFP, Indonesia Harus Batasi Produksi Nikel
"Tim saya sudah pesan bus untuk acara kampanye akbar pasangan AMIN di JIS tanggal 10 Februari dua hari lalu dan sudah dibayar. Hari ini kami ditelepon bahwa dibatalkan dengan alasan yang tidak masuk akal," ujar dia.
Hal ini memunculkan dugaan adanya tekanan dari pihak tertentu agar tidak bisa hadir di acara kampanye akbar AMIN. "Tekanan makin jauh?" tanya Said Didu.
Sejumlah netizen menanggapi cuitan Said Didu. Ada yang memberikan semangat untuk tetap bisa hadir di acara kampanye akbar AMIN.
Baca Juga: Anies Lanjutkan Kampanye di Serambi Mekkah, Disambut Upacara Adat Peusijuk
"Kalo bus diblok tidak boleh masuk, maka masih ada kaki yang bisa melangkah ramai-ramai ke JIS. "Show of force" sambil gaungkan AMIN sbgai simbol perubahan.Tekanan semakin dalam, tp semangat perubahan menyala membesar dan semakin hebat," ujar seorang netizen.
"Antisipasi sabotase puang..kontener disuru pada keluar disepanjang akses menuju JIS dan klo udh stuck bisa terhambat itu yg mau hadir krn kendaraan akan sulit menuju lokasi," kata netizen lain.
Pihak AMIN memang sering membuat narasi adanya tekanan yang dialami kubu mereka selama masa kampanye Pilpres 2024.
Misal pada saat penurunan videotron Anies Baswedan di Jakarta beberapa waktu lalu. Para pendukung AMIN menduga itu terjadi karena ada tekanan dari pihak tertentu.