Suara.com - Pendakwah Ustaz Abdul Somad atau UAS menyatakan dukungannya terhadap pasangan calon (paslon) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Dukungan ini dinyatakan UAS saat menerima kunjungan Anies Baswedan ke rumahnya di Pekanbaru, Riau, beberapa waktu lalu.
Keputusan UAS ini tentu menimbulkan pro kontra. Ada orang-orang yang menuding UAS tidak konsisten alias mencla mencle dalam menentukan sikap di Pilpres.
Baca Juga:
Baca Juga: Ajak Anak Istri Kampanye Di Ternate, Anies Dijamu Kopi Kedaton: Rempah Yang Bawa Eropa Ke Nusantara
Ditanya Dokter Tirta Contekan Saat Debat, Cak Imin Jawab Bulkonah: Cheat GTA?
Mengenal Thalia Anak Tom Lembong yang Punya Otak Moncer Kini Kuliah di London
Sebab pada Pilpres 2019 lalu, UAS adalah pendukung Prabowo Subianto. Sementara di pilpres kali ini, UAS tidak menjatuhkan pilihannya pada Prabowo.
Ulama asal Riau ini pun menjawab tudingan mengenai dirinya yang dianggap mencla mencle dalam menentukan siapa pemimpin Indonesia.
"Ustaz kenapa mencla mencle? saya bukan mencla mencle. Saya istikamah dalam kaidah bukan istikamah pada orang," ujar UAS di sebuah forum pengajian dikutip dari Youtube MUTIARA KAMPAR.
Baca Juga: Sekjen Gerindra Sebut Prabowo Tak Akan Mundur Jadi Menteri Jokowi, Alasannya?
Kaidah yang dipegang UAS dalam memilih pemimpin adalah memilih orang dengan mudarat (kerusakan) paling ringan.
UAS mengatakan, pilpres adalah ajang memilih pemimpin yang merupakan manusia biasa bukan memilih malaikat yang tanpa dosa.
"Saya begini memilih mudarat teringan. Kita ini yang mau kita pilih bukan malaikat. Tapi memilih mudarat teringan," ujar dia.
Dalam menentukan pilihan, UAS tidak ujug-ujug begitu saja. Ia mengaku sudah mempelajari siapa capres yang mudaratnya paling ringan.
"Saya sudah dengar, saya sudah tengok, saya kenal, saya putuskan," ucapnya.
Walau dirinya bukan orang partai politik dan juga bukan juru kampanye, sebagai warga negara UAS mengaku berhak untuk memilih dan memihak.
Perkara orang tidak suka dengan pilihannya, UAS tak peduli. Sebab yang penting baginya adalah sudah berbuat yang terbaik.
Ia pun menegaskan bahwa dalam Pilpres bukan memilih pemimpin terbaik seperti Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
"Kita bukan memilih pemimpin terbaik seperti nabi, Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali tapi supaya mencegah dari orang zalim. begitu pemahamannya," tegas UAS.