Koalisi Ganjar - Anies di Pilpres Putaran 2 Sulit karena Jurang Ideologi

Kamis, 25 Januari 2024 | 13:39 WIB
Koalisi Ganjar - Anies di Pilpres Putaran 2 Sulit karena Jurang Ideologi
Capres nomor urut satu, Anies Baswedan dan Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo bersalaman saat Debat Capres-Cawapres Keempat di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin, menilai koalisi antara kubu pasangan Anies-Muhaimin dan pasangan Ganjar-Mahfud akan sulit terwujud. Sebab, kendalanya adalah menyatukan PDIP dan PKS.

Ujang mengatakan, dalam perpolitikan, memang tidak ada yang mustahil. Namun, untuk sekarang kemungkinan penyatuan kedua kubu masih belum bisa dipastikan.

"Kalau bicara mungkinkah 01 dan 03 bergabung di putaran kedua, dalam politik mungkin. Tapi kemungkinannya masih 50-50," ujar Ujang saat dikonfirmasi, Kamis (25/1/2024).

Ujang menjelaskan, PKS dan PDIP memiliki perbedaan ideologi yang sangat jelas. Keduanya selalu bersebrangan dalam urusan Pilpres.

Baca Juga: Saat Hasto Ledek Mahfud di Debat Cawapres: Gesturnya Kurang Pas

"Kalau mewujudkan koalisi kendalanya ya masing-masing merasa hebat, masing-masing merasa kuat, berideologi paling benar egosentris partai masing-masing. Kalau ingin bersatu maka ego harus dihilangkan," jelasnya.

Untuk itu, perlu ada kesepakatan atas satu kepentingan yang jelas agar bisa menyatukan kedua kubu nantinya. Jika memang bersatu, bisa saja menjadi ancaman nyata untuk kubu Prabowo-Gibran.

"Tapi ya kalau ada kepentingan sama ya bisa bersatu, kalau kepentingannya tidak kan beda," ungkapnya.

Namun, ia menilai ada juga potensi nantinya malah kubu yang kalah dalam Pilpres putaran pertama akan bergabung dengan pihak yang unggul, dalam hal ini adalah Prabowo-Gibran.

"Karena secara psikologis itu yang kalah di putaran pertama biasanya bergabung ke koalisi atau paslon yang memiliki potensi besar menang. Karena partai politik biasanya ingin berkuasa."

Baca Juga: Mengingat Lagi Saat Megawati Kritik Anies Gegara Formula E hingga Sebut Jakarta Amburadul

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI