Suara.com - Pengamat Politik dari Unversitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin, menilai seharusnya Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut tiga, Mahfud MD tak perlu mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI. Sebab, hal ini berkaitan dengan tanggung jawab sebagai menteri.
Hal ini dikatakan Ujang menanggapi pernyataan Mahfud yang menyatakan bakal mundur dari jabatannya. Namun, belum diketahui kapan rencananya Mahfud bakal menyampaikan pengunduran diri secara resmi.
"Mestinya sih tidak mundur. Jangan lepas tanggung jawab. Harus hingga Oktober 2024. Tanggung jawab kepada masyarakat bangsa dan negara. Harus menuntaskan posisinya sebagai mana Menkopolhukam," ujar Ujang saat dihubungi Suara.com, Rabu (24/1/2024).
Dengan tetap berada dalam kabinet, maka Mahfud bisa membuktikan ucapannya yang belakangan ini kerap mengkritik penegakan hukum di Indonesia.
Baca Juga: Anggap Pernyataan Jokowi soal Presiden Boleh Berpihak Berbahaya, Kontras: Implikasi Kecurangan!
"Harusnya Pak Mahfud gentlemen tetap di Menkopolhukam supaya menuntaskan kerja-kerjanya, menuntaskan persoalan hukum," jelasnya.
"Selama ini beliau kritik hukum tumpul, hukum tidak sesuai dengan harapan itu kan harus diselesaikan. Harus dikerjakan, memperbaiki sistem hukum di Indonesia karena tanggung jawab beliau sebagai Menkopolhukam," tambahnya.
Selain tanggung jawab, Ujang menyebut jika Mahfud mengundurkan diri akan muncul sentimen negatif kepadanya. Sebab, Mahfud akan terkesan memiliki sentimen terhadap Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang dianggap berbeda sikap politik di Pilpres 2024.
"Kalau mundur dianggap sentimen terhadap Jokowi. Karena berbeda pilihan dengan Jokowi. Beda dukungan ya, Jokowi dukung Prabowo-Gibran, karena kepentingan politik tahu-tahu mundur," katanya.
Namun, ia menganggap Mahfud punya pertimbangan tersendiri terkait strategi pemenangan Pemilu. Bisa saja nantinya elektabilitas Ganjar-Mahfud jadi meningkat karena keputusan ini.
Baca Juga: Mahfud MD: Kepemimpinan Harus Mengikuti Ajaran Rasulullah
"Semua punya konsekuensi. Ada konsekuensi positif dan negatif. Ya kungkin negatifnya dituduh tidak bertanggungjawab. Positifnya Mahfud MD ingin elektabilitas naik, ingin mendapatkan simpati publik jika mundur," pungkasnya.