Suara.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran mempertanyakan sikap cawapres nomor urut 3 Mahfud MD yang baru saat ini menyatakan siap mundur sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan atau (Menko Polhukam).
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman menilai, semestinya dilakukan sejak awal bukan di masa akhir jelang pencoblosan Pilpres 2024. Sebab, kata Habiburokhman, sikap Mahfud itu turut dipertanyakan rakyat.
Habiburokhman mengklaim sempat mendiskusikan hal tersebut dengan warga di warung Kopi Pasar Ciplak, Jakarta Timur.
"Apa yang beliau (Mahfud) praktikan di 72 hari kemarin. Sejak tanggal 13 November (2023) sampai hari ini hari ke 72 statusnya rangkap sebagai menteri aktif dan sebagai cawapres," kata Habiburokhman di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).
Baca Juga: Koar-koar Bebas Memihak dan Kampanyekan Paslon, Kubu Prabowo Tunggu Ini dari Jokowi
Sementara di sisi lain, secara aturan tidak ada yang mewajibkan menteri mundur dari jabatannya bila mencalonkan sebagai capres atau cawapres.
Namun, lagi-lagi Habiburokhman menegaskan bila hal tersebut dinilai Mahfud positif, semestinya dilakukan sejak awal dia mencalonkan sebagai cawapres Ganjar Pranowo.
"Kalau sampai besok belum mundur-mundur juga sampai minggu depan ya, semakin banyak lah hari yang diisi dengan sesuatu yang negatif. Padahal kampanye ini tinggal 22 hari lagi proses Pemilu ini."
"Jadi sudah banyak sekali yang sudah dijalani sudah 75 persen yang dilaksanakan, dengan rangkap status kenapa baru sekarang bilang (siap mundur)," katanya.
Siap Mundur
Baca Juga: Jokowi Dicap Plintat-Plintut, Sudirman Said: Kenapa ASN-Polri Diminta Netral?
Sebelumnya Mahfud mengungkap telah merencanakan mundur dari jabatan Menko Polhukam sejak debat capres pertama pada 12 Desember 2023 lalu. Pernyataan itu diungkap Mahfud usai menghadiri diskusi bertajuk 'Tabrak Prof' di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024) malam.
Mahfud ketika itu merasa jika dirinya tidak lagi menjadi menteri bisa lebih leluasa membuka dan membaca data-data karena sudah tidak berada di pemerintahan.
Namun, ada beberapa hal yang kemudian dipertimbangkannya hingga kekinian belum juga mundur. Salah satunya terkait etika kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang telah mengangkatnya sebagai Menko Polhukam.
"Saya dahulu diangkat oleh beliau dengan sangat terhormat, dengan penuh kepercayaan kepada beliau sebagai presiden rakyat," katanya.
Mahfud melanjutkan, "Dan saya harus mempersiapkan diri dengan baik-baik karena saya akan bersama calon presiden rakyat yang lain, namanya Pak Ganjar Pranowo."
Pertimbangan kedua, selama menjadi cawapres Mahfud merasa dirinya tidak pernah menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye.
"Sebagai menteri yang menjadi calon, saya tidak sedikit pun menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye," ungkapnya.
Pada acara tersebut, Mahfud juga diminta menanggapi saran Ganjar Pranowo selaku capres pendampingnya yang menyarankan mundur dari menteri untuk menghindari konflik kepentingan.
"Menunggu timing (mundur sebagai Menko Polhukam) dengan rasa hormat kepada Presiden Jokowi, jadi tidak akan menyinggung siapa-siapa," jawab Mahfud.