Tersihir Kata-kata Anies Baswedan, Tentara yang Mengepung UGM Akhirnya Mundur

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Selasa, 23 Januari 2024 | 14:02 WIB
Tersihir Kata-kata Anies Baswedan, Tentara yang Mengepung UGM Akhirnya Mundur
Ilustrasi Anies Baswedan. Kisah Anies Baswedan memimpin demo 13 ribu mahasiswa di UGM era Orde Baru. [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anies Baswedan pernah punya pengalaman berhadap-hadapan langsung dengan tentara saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Gajah Mada (UGM).

Hal ini diceritakan Ferizal Ramli, konsultan manajemen, yang merupakan sahabat Anies Baswedan dalam artikelnya yang berjudul "Bertemu Anies Baswedan: dari Lembah Kali Code Menuju Lembah Sungai Main! (Bagian 1)".

Saat itu di tahun 1993, Anies Baswedan, sebagai ketua senat mahasiswa UGM, memimpin demo menolak judi berkedok sumbangan dermawan sosial berhadiah (SDSB).

Anies Baswedan memimpin 13 ribu mahasiswa berdemo di bunderan UGM. Aksi demo mahasiswa ini dijaga ketat aparat militer.

Baca Juga: Hoaks Rekaman Dimarahi Surya Paloh Pakai Teknologi AI, Anies Gerah: Jangan Kampanye Kebohongan!

Pasukan dari Korem Pamungkas, dibantu Batalyon Artileri Medan dari Magelang mengepung bunderan UGM. Mobil-mobil lapis baja berseliweran dan diparkir di sekitar kampus.

Helikopter juga tampak terbang rendah di atas kampus memandu pergerakan pasukan elit yang bergerak rapih.

Lalu seorang  perwira Infanteri tempur dengan 2 Bunga Melati di pundaknya turun dari mobil komando menemui kerumunan mahasiswa meminta membubarkan aksi.

Mereka lalu menarik Anies Baswedan masuk ke dalam Markas Menwa UGM, di depan Bunderan UGM. Beberapa orang mahasiswa menemani. Di ruangan yang kecil itu penuh diisi belasan intel dan pasukan berseragam. Suasana dalam ruangan terlihat tegang, mencekam.

"Anies! Lihat kampus sudah dikepung. Anda tidak bisa apa-apa lagi. Anda terkepung! Sekarang saya perintahkan kalian semua bubar!" kata sang Letkol memberi perintah.

Baca Juga: Yogyakarta Disebut Anies Baswedan sebagai Kota Rujukan Pembangunan SDM

Suasana hening sebentar.

“Kami dan kampus kami memang terkepung tapi Bapak lihat ke sekeliling. Semua wartawan nasional dan internasional meliput pengepungan ini. Apa yang terjadi jika BBC atau CNN memberitakan bahwa kendaraan lapis baja beserta helikopter tempur mengepung kampus UGM, kampus rakyat?" kata Anies.

“Bukankah pengepungan ini akan menghancurkan kredibilitas Pemerintah (ORBA) dan kehormatan korps tentara yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa?" lanjut Anies.

“Bukan kami (mahasiswa) yang tersandera! tapi Bapaklah (militer dan ORBA) yang justru tersandera karena akan dituduh telah melakukan kekerasan pada mahasiswa. Kalau sampai terjadi bentrokan, kami paling-paling luka kena popor senjata, tapi sesudah ini Bapak akan dicopot dan kredibilitas pemerintah akan rusak karena cara-cara yang Bapak pakai !" jawab Anies.

Sang Komandan terdiam mendengar jawaban Anies. Anies lalu memberi saran ke Sang Komandan.

“Tarik saja pasukan Bapak dari Kampus. Saya jamin mahasiswa hanya demo di kampus. Tidak akan turun ke jalan. Ini cuma demo biasa untuk menyatakan asiprasi nurani kami (masak harus dibubarkan?)” ujar Anies.

Hanya dalam hitungan detik sang Komandan balik kanan. Tidak lama kemudian, berangsur-angsur kendaraan lapis baja beserta pasukan elit meninggalkan Bunderan UGM. Deru helikopter pun tidak lagi terdengar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI