Serangan Gibran ke Cak Imin dan Mahfud Jadi Bumerang Politik, Pengamat: Bahayakan Posisi Elektoral

Senin, 22 Januari 2024 | 11:24 WIB
Serangan Gibran ke Cak Imin dan Mahfud Jadi Bumerang Politik, Pengamat: Bahayakan Posisi Elektoral
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pemaparan saat Debat Capres-Cawapres keempat di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Politik Trias Politika Strategi, Agung Baskoro, menilai serangan yang dilakukan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka terhadap dua kompetitornya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Mahfud MD sebagai bumerang politik. Serangan Gibran disampaikan saat debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, pasa Minggu (21/1/2023) malam

Sebab, strategi tersebut justru menimbulkan sentimen negatif yang tinggi sebagaimana hasil analisis Drone Empirit.

Agung menduga strategi menyerang Gibran awalnya digunakan untuk menunjukkan posisi tawar dirinya sebagai cawapres yang pantas di banding dua kompetitornya Cak Imin dan Mahfud. Selain itu juga untuk menarik pemilih rasional sebagai upaya untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2024 satu putaran sebagaimana yang terus digaungkan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

"Pertama, secara personal, untuk meningkat posisi tawar Gibran sebagai seorang cawapres yang juga pantas sebagaimana Cak Imin dan Mahfud. Kedua, secara elektoral, untuk menjaga arahan 1 putaran sehingga diperlukan penampilan yang optimal di panggung debat agar pemilih rasional tertarik memilih," kata Agung kepada Suara.com, Senin (22/1/2024).

Baca Juga: Ulah Gibran di Debat Bikin Emosi Sang Profesor Meledak, Pakar Ekspresi: Mahfud Hilang Kendali

Kendati begitu, kata Agung, upaya tersebut justru menjadi bumerang yang membahayakan perolehan suara bagi Prabowo-Gibran.

"Sayangnya, 'serangan' Gibran ke Cak Imin dan Mahfud justru menghadirkan bumerang politik yang membahayakan posisi elektoral Prabowo-Gibran. Karena yang mengemuka malah sentimen negatif sebagaimana temuan Drone Emprit," ungkapnya.

Selain itu dia jugha meniali serangan serta gimmick yang digunakan Gibran untuk menjatuhkan Cak Imin dan Mahfud juga berpotensi menimbulkan antipati dari kalangan pemilih rasional.

"Justru antipati bagi pemilih rasional. Karena dilakukan dengan gimmick dan ekspresi kurang etik," jelasnya.

Agung juga menyoroti pengguna istilah asing yang kembali dipakai Gibran untuk menyulitkan Cak Imin dan Mahfud dalam debat. Menurutnya TKN Prabowo-Gibran telah kecolongan lantaran menggunakan strategi yang sama dan terbaca oleh pihak lawan.

Baca Juga: Pakar Mikro Ekspresi Sebut Emosi Mahfud MD di Titik Didih Saat Diserang Gibran

Ketiga Cawapres saling bersalaman usai debat Capres-Cawapres keempat di JCC Senayan, Jakarta, Mnggu (21/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ketiga Cawapres saling bersalaman usai debat Capres-Cawapres keempat di JCC Senayan, Jakarta, Mnggu (21/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Secara institusional, TKN 'kecolongan', karena menggunakan strategi yang sama seperti di debat cawapres sesi 1. Dan itu dibaca dengan baik oleh Timnas AMIN dan TPN Gama," ujarnya.

Sebagaimana diketahui berdasar hasil analisa Drone Empirit, Gibran memperoleh sentimen negatif paling besar di lini masa Twitter atau X pasca debat cawapres. Berdasar data, sentimen negatif terhadap cawapres pendamping capres Prabowo Subianto tersebut mencapai 60 peran.

Di sisi lain, dua kompetitornya Cak Imin dan Mahfud memperoleh sentimen positif yang tinggi. Sentimen positif terhadap Cak Imin mencapai 80 persen. Sedangkan sentimen positif terhadap Mahfud sebesar 79 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI