Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menilai, jika calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka kurang beretika dan menunjukan gestur yang kurang pas dalam Debat keempat Pilpres 2024 semalam.
"Yang terlihat tadi malam di debat, Gibran kurang etika, gesture yang kurang pas dan berupaya memancing emosi," kata Hasto kepada wartawan, Senin (22/1/2024).
Sementara itu, Hasto menyampaikan, jika cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin telah tampil menjaga marwah dan menunjukan keseriusannya dalam berdebat.
Hasto lantas menyinggung soal aturan syarat menjadi capres-cawapres harus berusia 40 tahun. Menurutnya, hal itu lah yang menjadi alasan kematangan emosi calon pemimpin.
Baca Juga: Pakar Sebut Cak Imin Punya Emosi yang Baik Meski Diserang Gibran, Tapi Masih Terlihat Gugup
"Dulu, usia 40 tahun untuk capres dan cawapres diputuskan dengan mempertimbangkan kematangan emosi calon pemimpin nasional. Namun, keputusan Mahkamah Konstitusi mengubah hal itu," tuturnya.
Hasto menyayangkan, Gibran telah mengubah khidmat debat yang seharusnya menjadi ajang adu gagasan malah jadi ajang gimik.
"Kita sayangkan kekhimatan dan keseriusan debat yang harusnya untuk menjelaskan visi misi dan gagasan besar malah dijadikan ajang gimik sekedar menjatuhkan atau merendahkan calon lain," ujarnya.
Ia mengatakan, debat tidak hanya soal singkatan atau gimmick tapi juga substansi, apalagi mengabaikan aturan main.
"Mas Gibran seperti ada persoalan pribadi dengan Tom Lembong. Itu kurang etis," katanya.
Baca Juga: Dianggap Bela Gibran Ugal-ugalan, Tsamara Amany Panen Hujatan
Lebih lanjut, Hasto sekaligus menyayangkan bagaimana Gibran sepertinya lebih membela korporasi Nikel dari pada membela kepentingan rakyat.
"21 korban rakyat yang meninggal akibat ledakan furnace di industri Nikel sama sekali tidak mendapat perhatian dari Mas Gibran," pungkasnya.