Suara.com - Anak muda Muhammadiyah Jawa Timur (Jatim) banyak memilih mendukung Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.
Hal itu tertuang dari hasil survei yang dilakukan Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasi (PUSAD) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Peneliti utama PUSAD UM Surabaya Dede Nasrullah mengemukakan, anak Muhammadiyah di Jatim yang memilih pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut mencapai 43,6 persen, kemudian disusul Anies-Muhaimin 28,6 persen dan Ganjar-Mahfud 21,2 persen.
"Ada sebanyak 8,4 persen pemilih muda di Jawa Timur yang masih belum menentukan pilihannya terkait Pilpres 2024 besok," kata Dede di Surabaya, Sabtu (20/1/2024) malam.
Sementara itu, PAN menjadi partai yang banyak dipilih anak muda Muhammadiyah dalam suvei tersebut dengan prosentase 29,5 persen.
"Sedangkan Gerindra 16,7 persen, Demokrat 11,7 persen, PSI 9,3 persen, dan Golkar 9,2 persen. Anak muda Muhammadiyah Jatim yang belum menentukan ada sebanyak 10,2 persen," katanya.
Selain itu, sejumlah 46,7 persen pemilih anak muda Muhammadiyah di Jatim tidak percaya dengan calon politik dinasti.
Dari survei itu disebutkan, selain menghambat kaderisasi di sebuah partai, faktor kinerja yang buruk menjadi salah satu alasan penolakan tersebut.
Populasi penelitian ini adalah para pemilih Anak Muda Muhammadiyah di Jatim. Lokasi diambil di organisasi otonom Muhammadiyah dan anak muda yang tidak terlibat dalam organisasi otonom di Jatim.
Sebanyak 38 pimpinan di level kabupaten dan kota, yang kemudian masing-masing diambil di tingkat kecamatan hingga desa, merupakan sampel dalam penelitian tersebut.
Baca Juga: Gibran Dan Pendukung Siapkan Surprise Saat Debat Cawapres Malam Ini, Apa Itu?
Sampel di tiap kecamatan dibagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih lokasi penelitian.
"Jumlah sampel sebanyak 1.067 responden tersebar secara proporsional di 38 kabupaten dan kota. Margin tingkat toleransi 3 persen dengan tingkat kepercayaan adalah 95 persen. Proses wawancara dilakukan secara langsung mendatangi responden menggunakan kuesioner oleh enumerator," ujar Dede. (Antara)