3 Alasan Prabowo Bisa Menang Satu Putaran, Perpecahan PDIP Jadi Salah Satunya

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 21 Januari 2024 | 08:07 WIB
3 Alasan Prabowo Bisa Menang Satu Putaran, Perpecahan PDIP Jadi Salah Satunya
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut Survei Ekonomi & Pemahaman Politik (EPI) Center, pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 2, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, memiliki tingkat dukungan sebesar 50,2 persen dan berpotensi untuk memenangkan Pemilihan Presiden 2024 dalam satu putaran.

Dalam hasil survei tersebut, tingkat dukungan untuk pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mencapai 21,3 persen, dengan selisih yang tipis dibandingkan Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang mendapatkan dukungan sebesar 20,1 persen. Sementara itu, 8,5 persen dari responden menyatakan tidak mengetahui atau tidak memberikan jawaban.

"Elektabilitas Prabowo-Gibran menembus hingga 50,2 persen, artinya diprediksi bakal memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran," kata peneliti EPI Center Mursalin pada Sabtu (20/1/2024) lalu.

Ia menambahkan, ada ada tiga faktor yang bisa menjelaskan tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran. Pertama adalah dukungan dari Presiden Jokowi kepada Prabowo dan diperkuat dengan majunya Gibran sebagai cawapres.

Baca Juga: Prabowo: Pak Jokowi dan Saya Jadi Suri Tauladan, Contoh Pemimpin Bersatu!

"Majunya Gibran yang notabene putra sulung Jokowi memberi isyarat kuat dukungan mengarah kepada Prabowo, alih-alih Ganjar," kata dia.

Sebelumnya, Jokowi membagikan dukungannya kepada Ganjar, yang kemudian menyebabkan terjadinya perpecahan antara Jokowi dan elit PDI Perjuangan.

"Mursalin menambahkan bahwa Jokowi akhirnya memutuskan untuk mendukung Prabowo, yang sebelumnya merupakan rivalnya dalam dua pemilihan umum."

Setelah Pemilu 2019, Jokowi mengusulkan rekonsiliasi dan mengundang Prabowo untuk bergabung dalam pemerintahan dengan menawarkan posisi sebagai Menteri Pertahanan.

Faktor kedua adalah adanya pergeseran pemilih Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019 yang mengikuti arah dukungan Jokowi.

Baca Juga: Dukung Prabowo-Gibran, Relawan Bergerak 1912 DKI: Demi Cita-cita Indonesia Emas 2045

Secara praktis, pemilih Ganjar sekarang lebih banyak didominasi oleh pemilih PDI Perjuangan, hal ini terlihat dari elektabilitas Ganjar-Mahfud dan PDI Perjuangan yang hanya memiliki selisih yang sedikit."Faktor ketiga, yang disebutkan oleh Mursalin, adalah korelasi antara tingkat kepuasan publik dengan elektabilitas pasangan calon presiden-wakil presiden yang didukung oleh Jokowi.

Mursalin menambahkan bahwa publik yang merasa puas lebih cenderung mendukung Prabowo-Gibran, sementara sisanya bersaing untuk mendukung Ganjar-Mahfud. Sebaliknya, mereka yang merasa tidak puas lebih condong memilih Anies-Muhaimin yang mengusung ide perubahan.

Dengan sisa waktu menuju pencoblosan kurang dari sebulan lagi, kecil kemungkinan bakal terjadi perubahan signifikan pada peta kontestasi Pilpres 2024.

"Pemilu diperkirakan bakal finis pada 14 Februari 2024 dimenangkan oleh pasangan Prabowo-Gibran," tambah Mursalin.

Survei Economics & Political Insight (EPI) Center dilakukan pada 9 hingga 15 Januari 2024 secara tatap muka dengan melibatkan 1.200 responden mewakili 38 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI