Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo adalah sosok yang memiliki peran penting dalam perkembangan pencak silat di Indonesia. Eyang Suro adalah pendiri Persaudaraan Setia Hati (SH), salah satu perguruan pencak silat terbesar di Indonesia.
Ki Ageng Soerodiwirdjo lahir di Surabaya pada tahun 1876. Berasal dari keluarga bangsawan dan memiliki garis keturunan dari Batoro Katong, salah satu tokoh penyebar agama Islam di Ponorogo.
Sejak kecil, Ki Ageng Soerodiwirdjo sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia pencak silat.
Belajar pencak silat di berbagai aliran, mulai dari Cimande, Cikalong, Cibaduyut, Ciampea, Sumedangan, Betawi, Kwitangan, Monyetan, hingga Toya.
Pada tahun 1903, Ki Ageng Soerodiwirdjo mendirikan perkumpulan pencak silat di daerah Tambak Gringsing, Surabaya. Perkumpulan ini awalnya bernama Sedulur Tunggal Kecer dan permainan pencak silatnya bernama Joyo Gendelo.
Tujuan Ki Ageng Soerodiwirdjo mendirikan perkumpulan ini adalah untuk mempersatukan para pendekar pencak silat dan menanamkan rasa persaudaraan serta nasionalisme di kalangan pemuda.
Pada tahun 1917, nama perkumpulan tersebut diubah menjadi Persaudaraan Setia Hati. Perkumpulan ini kemudian berkembang pesat dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
Ki Ageng Soerodiwirdjo wafat pada tahun 1944 di usia 68 tahun. Beliau meninggalkan warisan berupa Persaudaraan Setia Hati yang hingga kini masih eksis dan menjadi salah satu perguruan pencak silat terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Berseberangan dengan Jokowi, Slank Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud Hari Ini