Suara.com - Pertempuran elektabilitas capres-cawapres menjelang hari pencoblosan pada 14 Februari 2024 khusus di Pulau Jawa semakin memanas. Bahkan ada capres-cawapres yang saling sikut meraup suara di Jawa Tengah.
Hal tersebut terungkap dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia teranyar yang dikutip Suara.com, Jumat (19/1/2024).
Baca Juga:
Anies Baswedan Kampanye di Cina, Jubir Timnas Duga Ada Intimidasi
Alam Ganjar Gendong Anak Kecil Jadi Sorotan, Publik: Bayi Aja Nyaman, Apalagi Eca
Diawali dari elektabilitas capres-cawapres Anies-Cak Imin, Prabowo-Gibran dan Anies-Cak Imin di Jawa Barat.
Menurut hasil survei, Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan elektabilitas sebesar 55,9 persen.
Sementara, di bawahnya ada Anies-Cak Imin memperoleh 25,7 persen suara dan Ganjar-Mahfud mendapatkan 15,7 persen.
Baca Juga: Pencekalan Videotron Kampanye Anies, Bawaslu Didesak Bertindak
Pertempuran sengit justru terjadi di Jawa Tengah antara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud di mana keduanya mendapatkan elektabilitas dengan selisih 1 persen saja.
Terlihat, Prabowo-Gibran mendapatkan elektabilitas 41,4 persen dan Ganjar-Mahfud memperoleh 42,4 persen.
Sedangkan Anies dan Cak Imin masih terlihat lemah karena hanya mendapatkan 10,1 persen di suara.
Untuk di Jawa Timur, Prabowo-Gibran unggul dua kali lipat suara dari rivalnya. Terlihat dari elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 48,2 persen, Ganjar-Mahfud 24,5 persen dan Anies-Cak Imin 21,7 persen.
Meski begitu, Prabowo-Gibran mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan periode 23 November hingga 1 Desember 2023 yang mencapai 53,4 persen.
Lanjut ke DKI Jakarta, Anies dan Cak Imin harus waspada karena elektabilitasnya dikejar oleh Prabowo-Gibran.
Terlihat elektabilitas Anies-Cak Imin sebesar 38,2 persen, sementara Prabowo-Gibran sebesar 36,9 persen.
Sedangkan Ganjar-Mahfud harus bekerja keras lagi karena baru mendapatkan elektabilitas sebesar 20,7 persen.
Bergeser sedikit ke Banten, Anies dan Cak Imin unggul dengan elektabilitas 36,2 persen.
Sementara Prabowo-Gibran 33,2 persen dan Ganjar-Mahfud 23,7 persen.
Untuk diketahui, Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024. Populasi survei adalah warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Adapun jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Kemudian, dilakukan oversample di 13 provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Sehingga total sampel adalah sebanyak 4.560 responden.
Dengan asumsi metode stratified random sampling, ukiran sampel basisi 4.560 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sebesar sekira 2 persen. Pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.