Suara.com - Lembaga survey Indonesia Political Expert (IPE) merilis hasil jajak pendapat yang dilakukan pada 2-16 Januari 2024. Pasangan Calon Presiden (Capres) dan Wakil Presiden (Wapres) nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang selama ini diunggulkan kini telah disalip.
Peneliti IPE, Agustanto Imam Suprayoghi, mengatakan dibandingkan hasil survei sebelumnya yang dilakukan setiap bulan sejak September lalu, elektabilitas Prabowo-Gibran cenderung stagnan. Peningkatan tertinggi justru terjadi pada Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang naik hingga 4,39 persen.
“Elektabilitas kandidat capres dan cawapres umumnya naik, namun kenaikan paling tinggi didapatkan pasangan Ganjar-Mahfud dari 33,57 persen di bulan Desember 2023 menjadi 35,1 di Januari 2024,” ujar Agustanto kepada wartawan, Kamis (18/1/2024)
Agustanto mengatakan, elektabilitas Ganjar-Mahfud naik signifikan dari September 2023 yang masih 30,45 persen menjadi 35,3 persen pada Januari 2024 atau sekitar 4,39 persen.
Baca Juga: Di Hadapan 35 Ribu Petani Blora, Prabowo: Saya Hormat pada Petani, TNI Berutang Budi
Kenaikan kedua terjadi pada kubu Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dari 23,79 persen di bulan September 2023 menjadi 27,1 persen di Januari 2024 atau naik 4,10 persen.
Sementara itu, kubu Prabowo-Gibran hanya naik 2,82 persen dari 29,89 persen di bulan September 2023 menjadi 32,2 persen di bulan Januari 2024.
Penurunan elektabilitas Prabowo-Gibran berimbas pada dua partai yakni Gerindra dan Golkar. Berdasarkan hasil temuan IPE, Gerindra turun dari 17,8 persen berdasarkan survey di bulan Desember 2023 ke 16,1 persen di bulan Januari 2024. Sementara itu, Golkar turun dari 12,7 persen di bulan Desember 2023 menjadi 10,4 persen di Januari 2024.
“Turunnya elektabilitas Partai Golkar karena diambil Nasdem, Demokrat, Perindo dan Hanura,” kata Agustanto.
Apalagi, strong voters atau pemilih yang sudah berkeyakinan kuat menentukan pilihannya paling rendah di kubu Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Relawan Ganjar CS Adukan Jokowi ke Ombudsman RI, Ujung-ujungnya Soal Prabowo
“Strong voter Anis Muhaimin dan Ganjar Mahfud mencapai diatas 80 persen sementara Prabowo Gibran dilevel 75,3 persen," tutur Agustanto.
Sementara itu, elektabilitas PDIP, PKS, PKB dan Nasdem naik dari survey Desember 2023 dalam hasil survey Januari 2024.
PDIP naik dari 23,8 persen menjadi 24,1 persen; PKB naik dari 6,6 persen menjadi 7,1; PKS naik dari 6,8 persen menjadi 7,3 persen; Nasdem naik dari 5,1 menjadi 6,3 persen; PAN naik dari 3,6 persen menjadi 4,4 persen; Demokrat naik dari 3,9 menjadi 4,5 persen dan Perindo naik dari 2,68 persen menjadi 4 persen.
Menanggapi hasil survei itu, pengamat politik dari LIMA Ray Rangkuti menilai elektabilitas Prabowo-Gibran macet karena sejumlah faktor. Pertama, tren kepuasan Jokowi yang mulai turun.
“Tingkat kepuasan Jokwi hari demi hari turun,” ucap Ray.
Kedua, Ray mengatakan narasi Prabowo-Gibran seperti goyang gemoy, makan siang dan susu gratis mulai hilang pamor dan tidak lagi viral dan kehilangan pamor. Ia mengingatkan bahwa strategi viral hanya menggambarkan realitas sementara.
Menurutnya, model kampanye Prabowo Gibran cenderung monoton, dan tidak ada terobosan baru.
"Sementara Anies memunculkan tema Desak Anies dan Ganjar menawarkan Nyenyak di rumah warga," jelasnya.
Keempat, isu dinasti politik mulai terpahami meluas ditengah tengah rakyat, khususnya di kalangan para mahasiswa. Terakhir, citra Ganjar Pranowo sebagai penerus kebijakan Presiden Jokowi lebih dipahami oleh pemilih, sementara Prabowo terkesan hanya menempel pada sisi Presiden Jokowi semata.
"Di sisi lain, PDIP berhasil memisahkan antara pendukung Jokowi dengan basis pemilih mereka," pungkasnya.
Survei IPE dilakukan dengan pendekatan SPEED (survei politik, ekonomi dan elektabilitas Capres-Cawapres 2024) per 2-16 Januari 2024 pada 2400 responden dengan Margin of Error 2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.