Bayi dalam Kandungan Calon Warga Negara, Ini Janji Anies untuk Ibu Hamil

Suhardiman Suara.Com
Kamis, 18 Januari 2024 | 18:16 WIB
Bayi dalam Kandungan Calon Warga Negara, Ini Janji Anies untuk Ibu Hamil
Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan. [Suara/Rakha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan menyebut bayi dalam kandungan merupakan calon warga negara Indonesia.

Oleh karena itu, tanpa memandang status administrasi kependudukan, kondisi sosial, atau agama ibu hamil, negara harus memberikan perlindungan warganya.

Demikian dikatakan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta ini dalam acara Desak Anies, melansir Antara, Kamis (18/1/2023).

"Kalau ibu hamil, KTP apa pun, kondisi sosial agama apa pun, negara harus membantu apa yang dibutuhkan karena kita sedang menyelamatkan bayi di dalam kandungannya," katanya.

Baca Juga:

Soal Kabid Disdik Medan Arahkan Pilih Prabowo, Jubir Darat Timnas AMIN: Bawaslu Harus Panggil Andy dan Bobby Nasution

Fakta Masjid Ibu Anies Baswedan di Sorong, Dibangun di Atas Darah Pejuang Palestina

Babak Baru Kasus Korupsi LNG, KPK Segera Seret Eks Dirut Pertamina Karen ke Pengadilan

Beda Kaesang Panco dengan Jokowi Dibanding Alam Ganjar Diskusi Industri Kreatif dengan Ganjar, Mana yang Lebih Berbobot

Anies menyatakan bahwa kebijakan perlindungan terhadap ibu hamil harus dikelola oleh daerah, namun dengan panduan yang diberikan oleh pemerintah pusat.

"Ini concern kami. Saya pernah di pemerintahan daerah dan kita tidak ditegur dalam urusan-urusan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil. Pelayanan kesehatan untuk anak usia dini, tidak. Kami ditegur pemerintah pusat kalau belanjanya belum habis, kita ditegur kalau uangnya mampir di bank. Akan tetapi, kita tidak ditegur untuk isu-isu kesra," ujarnya.

Anies pun berjanji untuk membuat sistem yang memberikan indikator kesehatan kepada setiap bupati, wali kota, dan gubernur, sehingga mereka dapat memenuhi standar kesehatan di wilayah masing-masing.

Dirinya menginginkan kepala dinas kesehatan, bupati, wali kota, dan dokter di daerah tidak mengalami konflik dengan kebijakan.

"Di sana yang bertarung itu dokter-dokter, tenaga kesehatan, meminta anggaran lebih, meminta fasilitas lebih karena mereka melihat di lapangan, tetapi keputusan politiknya tidak ada," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI