Suara.com - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbarunya mengenai elektabilitas pasangan capres-cawapres pada 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2023.
Hasilnya paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran masih teratas, paslon Anies-Cak Imin salip Ganjar-Mahfud.
Indikator melakukan survei berdasarkan simulasi surat suara terhadap elektabilitas Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baca Juga:
Baca Juga: Ketika PBNU Kena Sentil, Ngaku Netral tapi Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres
Tak Kunjung Terbitkan Izin Tinggal, Kini Jakpro Polisikan Warga Eks Kampung Bayam Gara-gara Ini
Babak Baru Kasus Korupsi LNG, KPK Segera Seret Eks Dirut Pertamina Karen ke Pengadilan
Fakta Masjid Ibu Anies Baswedan di Sorong, Dibangun di Atas Darah Pejuang Palestina
Hasilnya, posisi puncak ditempati oleh Prabowo-Gibran dengan angka sebesar 45,79 persen.
Sementara itu, elektabilitas Anies-Cak Imin dalam survei ini, sebesar 25,47 persen.
Baca Juga: Prabowo Sebut Korupsi Merusak Kehidupan Bangsa: Membahayakan Keselamatan Negara
Sedangkan Ganjar-Mahfud terendah dengan 22,96 persen.
Kendati begitu, elektabilitas paslon nomor urut 2 itu sudah berada di 45 persen, tetapi angka tersebut mengalami stagnasi dari hasil sebelumnya.
Pada Oktober sampai Desember 2023, Prabowo-Gibran mengalami kenaikan signifikan.
Dalam survei Indikator Politik Indonesia pada 27 Oktober sampai 1 November 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 39,7 persen.
Lalu, pada 23 November sampai 1 Desember 2023 sebesar 45,8 persen.
"Jadi kalau kita bandingkan, dibanding survei tatap muka bulan lalu, terjadi stagnasi buat elektabilitas paslon 02. Perolehannya hanya sekitar 45,8 persen, artinya stagnan," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi lewat rilis daringnya, Kamis (18/1/2024).
Untuk diketahui, Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024.
Populasi survei adalah warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Adapun jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Kemudian, dilakukan oversample di 13 provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Sehingga total sampel adalah sebanyak 4.560 responden.
Dengan asumsi metode stratified random sampling, ukuran sampel 4.560 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sebesar sekira 2 persen. Pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.