Tolak Progam Prabowo-Gibran Bagi-bagi Susu Gratis, Anies: Anak-Anak Kita Banyak yang Lactosa Intolerant

Kamis, 18 Januari 2024 | 14:01 WIB
Tolak Progam Prabowo-Gibran Bagi-bagi Susu Gratis, Anies: Anak-Anak Kita Banyak yang Lactosa Intolerant
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut satu, Anies Baswedan (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kanan) menyampaikan gagasan antikorupsi saat acara PAKU Integritas di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (17/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan merasa tidak setuju dengan wacana pembagian susu gratis. Sebab menurutnya, banyak Indonesia yang mengalami lactosa intolerant atau gangguan pencernaan akibat tubuh tidak dapat mencerna laktosa.

“Banyak anak-anak kita yang punya istilahnya apa? Lactosa intolerant," kata Anies dalam acara Nakes Desak Anies di Half Patiunus, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).

Lactosa intolerant atau intoleransi laktosa itu sering terjadi dengan tanda diare, sering buang angin hingga perut kembung.

Baca Juga:

Baca Juga: Sederet Selebriti Saksikan Prabowo Lepas Kapal RS TNI Bantu Palestina, Raffi Nagita hingga Happy Asmara

Tak Kunjung Terbitkan Izin Tinggal, Kini Jakpro Polisikan Warga Eks Kampung Bayam Gara-gara Ini

Fakta Masjid Ibu Anies Baswedan di Sorong, Dibangun di Atas Darah Pejuang Palestina

Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo-Gibran Stagnan, Anies-Cak Imin Naik, Ganjar-Mahfud Terus Negatif

Ketimbang minum susu, Anies merasa lebih setuju mengonsumsi ikan sebagai upaya mengatasi masalah stunting.

"Kita ini punya laut yang luas, kita punya sumber pangan dari laut yang banyak, sehingga nutrisinya ya, bukan harus jenis susu,” ungkap Anies.

Baca Juga: Hari Ini, Prabowo Lepas Keberangkatan Kapal RS TNI KRI Radjiman untuk Kirim Bantuan ke Palestina

Oleh sebab itu, Anies mengaku tidak setuju dengan program bagi-bagi susu, karena selain tidak bisa mencakup kebutuhan anak-anak yang alergi terhadap kandungan susu, program ia nilai hanya menguntungkan pengusaha susu.

“Kalau dari susu nanti pabrik-pabrik susu yang akan hidup dari proyek ini. Tapi kalau kita dorong ikan, maka kita akan dapat ikan itu di semua tempat dengan mudah. Di danau dapat, di laut dapat, dan harganya terjangkau, aksesnya mudah,” lanjutnya.

Sebelumnya, Anies menilai program makan siang gratis bukan solusi untuk mengatasi masalah stunting.

Anies menekankan bahwa jika menyelesaikan stunting ketika anak-anak sudah masa sekolah, maka hal itu sudah terlambat.

"Penanganannya tidak bisa di masa sekolah, jadi nggak cukup dikasih makan siang, sudah terlambat. Nggak cukup," ujar Anies saat acara Nakes Desak Anies, Kamis.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu menekankan pentingnya pemberian nutrisi yang cukup bagi para ibu hamil.

"Jadi yang dikasih makan siang ibu hamil bukan anak. Ibu-bu hamil itu yang harus nutrisinya cukup karena di situ yang kita butuhkan. Jadi intervensinya di usia dini. Bahkan di usia ibu hamil memastikan kesehatan ibu hamil, ini krusial sekali," kata Anies.

Setelah itu, Anies menyebut 1.000 hari pertama bagi anak juga merupakan momen-momen yang penting untuk mengatasi stunting. Ia menyebut setiap anak harus mendapatkan imunisasi yang lengkap.

"Kemudian 1.000 hari pertama usia bayinya itu yang harus dipastikan. Pastikan juga imunisasinya tuntas, pola asuh benar," tutur Anies.

Anies menekankan bahwa satu porsi makanan atau satu jenis makanan tidak menentukan tumbuh kembang seorang anak. Lebih lanjut, Anies juga berbicara tentang perbaikan pelayanan untuk ibu hamil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI