Suara.com - Juru Bicara Timnas Calon Presiden Anies Baswedan dan Calon Wakil Presiden Gus Muhaimin Iskandar atau AMIN bidang santri dan pesantren Muhammad Husnil menyayangkan pernyataan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul agar tidak mendukung calon yang didukung oleh Abu Bakar Ba'asyir.
Husnil mengatakan, Gus Ipul telah menggunakan metode kampanye fear mongering dengan menyebar disinformasi. Pernyataan Sekjen PBNU itu secara jelas telah melanggar prinsip khittah NU.
“PBNU yang telah menggariskan diri sebagai jam’iyah diniyyah dan tak terlibat politik praktis, kini malah diseret ke dalam politik praktis oleh sekjennya langsung, Saifullah Yusuf,” kata Muhammad Husnil, Rabu (17/1/2024).
Mestinya, kata dia, Gus Ipul bijak dalam menyampaikan pesannya sebagai tokoh kedua tertinggi di PBNU setelah Ketua Umum, KH Yahya Cholil Staquf.
“Bila memang beliau terlibat dalam pemenangan salah satu calon presiden, sebaiknya mundur saja dari kepengurusan. Jangan sampai memanfaatkan posisinya sebagai Sekjen PBNU untuk kepentingan kampanye,” kata Husnil.
Dia bilang, memang tampak seperti netral, tetapi sesungguhnya pernyataan Gus Ipul itu untuk memberikan kampanye negatif terhadap salah satu paslon.
“Jelas sekali bahwa yang dia maksud adalah pasangan Anies-Muhaimin. Padahal, pasangan Calon Presiden dan Calon Presiden Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar ini dipersatukan oleh ulama-ulama khos NU, seperti Lora Kholil As’ad Syamsul Arifin, Mbah Thoifur Mawardi, Gus Badawi Kudus, Gus Munif Zuhri, atau Mbah Amin Cilacap,” beber Husnil.
Husnil menyatakan bahwa Gus Ipul telah lupa terhadap sembilan pedoman berpolitik NU yang didasarkan pada khittah NU.
"Pada poin ketujuh disebutkan bahwa ‘Berpolitik bagi Nahdlatul Ulama, dengan dalih apa pun, tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan kepentingan bersama dan memecah-belah.’ Apa yang Gus Ipul katakan itu jelas-jelas mau memecah-belah bangsa,” kata Husnil.
Husnil memastikan bahwa justru Anies dan Muhaimin-lah yang benar-benar sesuai dengan kriteria NU sebagai seorang pemimpin.